Ia juga menginformasikan, kalau situasi Desa Waeflan dan Dusun Tanah Merah tetap  aman kondusif.

"Aparat masih tetap bersiaga di dua tempat tersebut,"jelas Djamaluddin.

Pasca insiden itu, pada Selasa tengah malam, Kapolres bersama Dandim Letkol Arh Agus Guwandi sempat mengunjungi Dusun Tanah Merah guna bertemu dengan sejumlah tokoh adat di sana. Antaranya, Matatemon Nurlatu, Yohanes Nurlatu dan Raja Kayeli, Fandy Wael SSTP.

Di hadapan tokoh adat ini, Kapolres berjanji bersama TNI terus berupaya  untuk secepatnya menangkap pelaku.

“Kami menghimbau agar tokoh adat dapat menyampaikan kepada warganya untuk menahan emosi dan juga membantu memberikan informasi apabila mengetahui keberadaan pelaku,” harap kapolres.

Dandim 1506/Namlea, Letkol Arh Agus Guwandi turut mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga korban, dan meminta dari pihak korban agar sabar dan mempercayakan kepada pihak keamanan untuk menangani permasalahan ini.

“Kami selaku pihak keamanan akan mencari solusi yang terbaik untuk penyelesaian permasalah ini. Kami akan memaksimalkan pencarian pelaku. Untuk itu kami meminta kepada tokoh-tokoh adat agar memberitahukan kepada warga yang lain jangan membuat tindakan yang nantinya akan membuat situasi Kamtibmas semakin memanas,” tegasnya.

Setelah selesai mengunjungi Dusun Tanah Merah, Dandim dan Kapolres kemudian menuju Desa Waflan dan bertemu dengan Kepala Desa Waflan Slamet Behuku, juga dengan kepala adat Andi Behuku.

Kepala desa dan kepala adat setempat jugta meminta kepada Dandim dan Kapolres agar mengaktifkan personil keamanan di pos penjagaan yang ada di Desa Waflan yang masih sangat rawan, karena sering terjadi kasus kekerasan yang berakhir pada tindakan pembunuhan.

Informasi yang dihimpun beritabeta.com menyebutkan situasi yang sempat didinginkan dengan pertemuan tengah malam itu, kembali memanas pada Rabu pagi, setelah warga dari keluarga korban mendapat kabar kalau pelaku telah ditahan pihak Polres Pulau Buru. Mereka menuntut agar polisi menyerahkan pelaku.

Hal itu dibenarkan Raja Kayeli Fandy Wael yang mengaku telah ditelepon pagi hari oleh Matatemun Nurlatu guna menyampaikan keinginan warga itu, karena membaca berita yang ditulis salah satu media.

Guna menenangkan emosi warganya, Fandy Wael memilih mendatangi Polres Pulau Buru dan menanyakan kebenaran informasi itu. Ternyata pelaku belum ditemukan dan  masih dalam pengejaran.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, korban Manpapa Latbual tewas, setelah ditebas dengan parang oleh pelaku Mantimbang Nurlatu di areal ketel kayu putih  Waepulut, Desa Waefkan, Kecamatan Waekata, sekitar pukul 03.00 WIT pada Selasa (23/02/2021).

Pelaku meminta bantu  korban dan  saksi Olobeo Latbual untuk melakukan babeto atau ritual adat untuk mengusir penyakit (menurut keyakinaan mereka warga adat). Alasan pelaku kepada korban dan saksi bahwa dia diguna-guna oleh orang.

Namun, saat melakukan ritual adat, pelaku tiba-tiba mencabut parang dari pinggangnya dan menebas tubuh korban hingga menghembuskan nafas terakhirnya di lokasi ritual itu (BB-DUL)