Tokoh Adat Kayeli Pasang Sasi, Tolak Kedatangan Irwannur Latbual
BERITABETA.COM, Namlea – Sejumlah tokoh adat di dataran tinggi Petuanan Kayeli, Kabupaten Buru menggelar rapat di Desa Wapsalit, Kecamatan Lolongguba, mereka menyatakan sikap menolak kedatangan Irwannur Latbual yang mengkalim dirinya sebagai Raja Buru.
Tokoh adat dan raja di Pulau Buru berang, mereka menolak Irwanur Latbual yang renacannya akan berkunjung dengan raja– raja, Sultan se- Nusantara serta Dewan Adat Nasional (DAN) dalam rangka peninjauan infrastruktur dan transportasi di Kabupaten Buru terutama di lokasi Bendungan Waeapu.
Anak Adat Petuanan Kayeli, Alvin Armando Wael dalam rilisnya yang dikirim ke beritabeta.com, Kamis malam (5/9/2019) menegaskan, sejumlah tokoh adat di dataran tinggi Petuanan Kayeli tidak mengakui Irwannur Latbual sebagai Raja Buru.
“Selama ini belum ada pengukuhan ataupun pengangkatan secara adat di Pulau Buru,” tegasnya.
Untuk itu, kata Alvin, dari hasil rapat yang digelar seluruh tokoh adat telah merencanakan untuk melakukan pemasangan sasi (larangan adat) di jalan masuk lokasi Bendungan Waeapu.
“Sasi itu dipasang untuk menolak kedatangan saudara Irwanur Latbual, namun tidak untuk Anggota Komisi V DPR RI ataupun pihak perusahaan yang sedang melaksanakan pekerjaan,” tandasnya.
Menurut Alvin, sikap para tokoh adat dan raja ini diambil setelah digelar rapat pada Rabu 4 September 2019 di rumah Ali Wael (Kapsodin) Desa Wapsalit.
Sejumlah tokoh adat yang hadir dalam pertemuan itu antaranya : Kepala Soa Modan Mohe Dataran Tinggi Petuanan Kayeli, Haris Latbual, Kepala Soa Kotbessy, dataran tinggi Petuanan Kayeli, Mansuhar Wael, Tokoh pemuda adat dataran tinggi Petuanan Kayeli, Edi Wael, tokoh pemuda adat dataran Tinggi Petuanan Kayeli, Fendy Wael, tokoh adat dataran tinggi Petuanan Kayeli, Manapsalit Latbual, tokoh adat dataran tinggi Petuanan Kayeli, Wehe Wael dan Anggota DPRD Kabupaten Bursel, Sami Latbual, dan Raja Petuanan Kayeli, Abdulah Wael.
Alvin menegaskan, kunjungan Komisi V DPR RI ke Pulau Buru dinilai telah di manfaatkan Irwan Latbual untuk kepentingan pribadi. Apalagi yang bersangkutan mengaku -ngaku sebagai Raja Buru.
“Kita masyarakat di Buru semua tau bahwa Pulau Buru ini luas. Dan terdiri dari tujuh regentchap atau petuanan. Masing- masing petuanan di pimpin seorang raja jadi ada trujuh raja yang memimpin sekaligus menjaga pranata adat di Pulau Buru dan punya pusat pemerintahan juga,” papar Alvin.
Kedatangan, Irwannur Latbual akhirnya dihadang aparat TNI di Unit 11, ketika hendak menuju lokasi bendungan. Sebab, di lokasi bendungan Waeapo, sejumlah tokoh adat dan raja telah menunggu kedatangannya. Aparat TNI, menghadangnya, karena dikhawatirkan terjadi kontak fisik. (BB-DUL)