Ia berharap tim identifikasi lahan bisa bekerja lebih cepat agar sehingga rekomendasi juga bisa disampaikan secepatnya kepada Dirjen Perhubungan Udara tentang rencana perluasan Bandara Amahai.  

‘Kita telah usulkan dana awal Rp10 Miliar  untuk pembebasan lahan warga guna perluasan Bandara. Tentu kami berharap, upaya pembebasan lahan serta seluruh data yang diperlukan dapat kami peroleh dengan cepat, sehingga sebelum penyerahan DIPA di bulan Oktober atau November mendatang, seluruh data yang diperoleh dapat kita sampaikan ke Ditjen Perhubungan Udara,” tandas Seralurin.

Seperti diketahui, Bandar Udara Amahai saat ini memiliki gedung terminal seluas 290 m2 dengan luas apron 70 m x 45 m, runway sepanjang 1.050 m x 23 m serta taxiway 75 x 15 m, sehingga dapat dilayani pesawat sejenis ATR- 42 dengan kapasitas terbatas.

Bandara ini sebelumnya sudah disinggahi Maskapai Susi Air dalam melayani penerbangan perintis di bandara tersebut dengan rute Ambon-Banda-Amahai Pulang-Pergi (PP) satu kali sepekan.

Rencana pengembangan di Bandar Udara Amahai meliputi gedung terminal penumpang menjadi 1080 m2, runway menjadi 1.200 m x 30 m.

Di tahun 2019 silam, Sekertaris Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Isnis Istiartono memastikan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara akan memberi perhatian khusus dalam membangun dan mengembangkan bandara di wilayah Indonesia bagian timur.

Ini lantaran kawasan tersebut memiliki potensi ekonomi dan wisata yang cukup menarik dan perlu dikembangkan.

"Ditjen Hubud menilai perlu memberikan perhatian khusus dalam membangun dan mengembangkan bandara di wilayah Indonesia bagian timur. Kami juga mengharapkan dengan kehadiran bandara, selain untuk mempermudah pergerakan masyarakat setempat juga mampu mengangkat ekonomi dan potensi pariwisata daerah setempat dan sekitarnya," tuturnya saat itu (*)

Pewarta : Edha Sanaky

Editor : Redaksi