BERITABETA.COM, Namlea – Polres Pulau Buru, mengamankan oknum pengusaha bernama Rusly (38) bersama empat truk bermuatan kayu balsa gelondongan yang diduga hasil curian dari arel Hutan Tanaman Industri (HTI), milik salah satu anak perusahan Jayanti Group PT Artika Optima Inti (PT AOI).

Kapolres Pulau Buru, AKBP Ricky Purnama Kertapati yang dikonfirmasi, membenarkan kejadian penangkapan itu. Barang bukti kayu balsa empat truk  telah diamankan di Halaman Mapolres Pulau Buru.

“Sedang ditangani oleh Satreskrim saat ini. Barang bukti sudah diamankan dan saat ini masih dilakukan pemeriksaan, “jelas kapolres di Namlea, Jumat (19/6/2020).

Ketika ditanya apakah oknum pengusaha bernama Rusly itu mengantongi izin dari anak perusahan Jayanti Group PT Artika Optima Inti untuk mengambil kayu dari HTI milik perusahan itu, dengan singkat Kapolres mengatakan sedang didalami.

“Masih di dalami dan dicek kelengkapan surat-surat terkait perijinannya saat ini oleh satreskrim,”tutur kapolres.

Kasubbag Humas, Ipda Zulkifli Asri, juga turut menguatkan kalau barang bukti kayu dan truk sudah di Mapolres.

“Rmpat sopir truk juga sedang berada di Polres dan tengah dimintai keterangan di reskrim “benarkan Ipda Zulkifli Azri.

Sementara itu tokoh masyarakat Petuanan Kayeli, Ibrahim Wael mengungkapkan, kalau pencurian kayu balsa di areal HTI PT AOI oleh oknum pengusaha ini telah lama berlangsung.

Konon katanya, warga yang terlibat dibayar Rusly sebesar Rp.300 ribu per meter kubik.

Kegiatan ini berjalan mulus, karena Rusly ada bermain mata dengan oknum Pegawai Dinas Kehutanan Provinsi Maluku yang menerangkan kalau kayu balsa  berasal dari hutan hak milik masyarakat, sebagaiman diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.30/Menhut-II/2012 tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang Berasal Dari Hutan Hak.

Guna memuluskan sepak terjangnya, oknum pengusaha ini melengkapi keterengan Nota Angkutan dari Kehutanan dan SKAU dari desa.

“Ada yang sudah lolos ke Surabaya “ungkap Ibrahim Wael.

Namun dalam pengangkutan kayu gelondongan menggunakan empat buah truk pada Kamis l malam (18/6), pukul 19.00 WIT, kayu yang hendak dibawa Rusly terganjal di Polsek. Kendaraan truk yang melewati depan Kantor Polsek langsung dicegat petugas.

Paska pencegatan itu, kepada wartawan, Petugas KPH Dinas Kehutanan Provinsi, M Raja Fataruba, yang berkantor di Kabupaten Buru, mengaku pihaknya bekerjasama dengan Kepolisian melakukan tindak pengamanan sambil melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Kehutanan Provinsi.

Diungkapkan pula kepada wartawan, kalau ada upaya dari Rusly untuk menyogok petugas.

“Kami sempat mendapat info, sebelum diamankan, Rusly sempat berencana menempuh jalur ilegal dengan cara menawarkan sejumlah fee kepada pihak KPH dan pihak pelabuhan agar memuluskan urusan pengangkutan kayu keluar daerah, namun upaya tersebut ditolak,”beber dia.

Keterangan yang berhasil dihimpun lebih jauh menyebutkan, awalnya tiga truk bermuatan kayu gelondongan melintasi jalan poros yang merupakan wilayah Polsek Wayapo. Aktifitas pengangkutan ini kemudian mengundang kecurigaan Polisi.

Polisi menyetop truk dan meminta sopir berhenti serta menunjukan surat-surat dan kelengkapan perihal ijin pengangkutan kayu yang siap dikirim keluar Surabaya, Jatim.

Karena tidak dapat menunjukan kelengkapan surat yang diminta. Polisi akhirnya menelusuri tentang siapa pemilik kayu puluhan kubik tersebut.

Usai mendapatkan si pemilik dan memeriksa kelengkapan surat yang dimiliki, ternyata diketahui surat-surat tersebut tidak lengkap, sehingga tidak memenuhi ijin sesuai peraturan yang berlaku.

Sempat terjadi pembelaan oleh pelaku yang mengatakan aktifitasnya legal karena mengantongi ijin nota angkut. Namun karena dianggap tidak memenuhi syarat kelengkapan, Polisi akhirnya melakukan penyitaan dan pengamanan terhadap pelaku yang terdiri dari satu orang pemilik kayu, empat orang supir, empat unit truk bermuatan puluhan kubik kayu.(BB-DUL)