BERITABETA.COM, Ambon – Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua berlangsung pada 2-15 Oktober 2021. Tercatat ada 37 cabang olahraga (cabor), 56 disiplin cabor dan 679 nomor pertandingan yang diperlombakan.

Total sebanyak 7.066 atlet dari 34 Provinsi se-Indonesia akan berkompetisi di even empat tahuan tersebut. Masing-masing atlet putra 4.176 orang, dan 2.890 atlet putri. Tuan rumah Papua sebanyak 922 atlet.

Dari 37 cabor, atlet Maluku hanya akan bertanding di 14 cabor. Kontingen provinsi seribu pulau itu harus absen di 23 cabor lainnya, karena gugur saat Pra PON 2020 lalu.

Adapaun 14 cabor yang diikuti 45 atlet Maluku di PON XX Papua yaitu; Atletik, Tinju, Taekwondo, Catur, Dayung, Anggar, Kempo, Balap Motor, Selam, Muaythai, Karate, Panjat Tebing, Layar dan Wushu. Para atlet Maluku itub didampingi 19 pelatih dan 5 orang teknisi.

Berikut 23 cabor yang tidak diikuti oleh kontingen Maluku di PON XX Papua masing-masing; Sepak Bola, Pencak Silat, Bola Basket, Angkat Berat, Bola Voli, Biliard, Bulutangkis.

Cabor Menembak, Panahan, Judo, Rugby 7s, Senam, Sepak Takraw, Sepatu Roda, Tarung Derajat, Tenis, Kriket, Gulat, Hoki, Aerosport, Akuatik, Baseball, dan Bola Tangan.

Pengamat Olahraga yang juga Jurnalis Olahraga Maluku Rony Samloy menilai, selama ini konsistensi dalam pembinaan atlet dan ketersediaan anggaran belum memadai.

Hal itu melemahkan para atlet di cabor-cabor, sering sulit untuk lolos ke PON. “Selama ini, orang urus olahraga seperti manajemen tukang sate. Semua hal diurus sendiri oleh ketua. Padahal, ada pengurus yang lain. Tapi kurang atau jarang berkorban dari saku pribadi,” kritik Rony Samloy saat dimintai komentarnya oleh beritabeta.com Minggu (29/08/2021), seputar absennya Maluku dari 23 Cabor pada PON XX Papua.

Menurut dia, orang hanya bentuk cabor untuk minta uang pembinaan di KONI Maluku, tetapi jarang bikin pembinaan dari usia muda.

“KONI Maluku juga tidak fokus pada cabor yang berpotensi merebut banyak medali PON misalnya atletik, dayung dan tinju,” pungkas Rony Samloy yang juga Advokat di Maluku.

Terpisah, Ketua Forum Pemerhati Olahraga Maluku (FPOM), Joses Santos Walalayo juga menyoroti masalah ini.

Ia menilai, soal 14 cabor diikuti Maluku pada PON XX Papua, hal itu menjadi ‘pekerjaan rumah’ besar terhadap Pengurus Komite Olahraga Nasional (KONI) Provinsi Maluku.

“Sebab 14 cabor bagi Maluku itu sangat kecil. Maluku ini kan punya potensi hampir di semua cabor. Kedepan, kalau bisa cabor beregu juga bisa lolos,” harap Joses kepada beritabeta.com Minggu (29/08/2021).

Ia menyarankan KONI Maluku terutama Satgas PON dalam waktu semakin dekat untuk menuju PON XX Papua, segala persiapan harus benar-benar dilakukan secara matang.

“Sehingga para atlet saat bertanding bisa mengukir prestasi sesuai keinginan dan harapan KONI Maluku,” tuturnya.

Ia pun meminta KONI Maluku untuk menyurati pemerintah daerah agar bisa mengumumkan besaran bonus baik peraih medali emas, perak, perunggu.

“Ini penting agar bisa menjadi motivasi tambahan bagi atlet untuk bertanding di PON XX,” tukasnya. (BB-SSL)