Pemda – KONI Maluku Harus Jujur Soal Bonus Peraih Medali PON Papua
BERITABETA.COM, Ambon – Pernyataan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga atau Dispora Provinsi Maluku Sandi Wattimena mengenai bonus tetap diberikan kepada atlet peraih medali pada PON XX Papua, tetapi motivasi membela nama daerah jauh lebih penting. Hal ini ditanggapi Pengamat Olahraga Heygel Tengens.
"Bonus peraih medali sudah harus diumumkan sejak awal sebelum atlet turun berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua. Itu penting agar atlet dan pelatih merasa termotivasi tinggi dan tidak timbul pertanyaan di benak mereka berapa kira-kira besaran bonus yang disediakan Pemerintah Daerah Maluku dan KONI Maluku," kata Heygel saat dihubungi Beritabeta.com melalui telepon seluler, Jumat (27/08/2021).
Heygel menyerukan Pemda Maluku dan KONI Maluku harus transparan dan jujur soal bonus yang akan diberikan kepada atlet peraih emas, perak dan perunggu pada even empat tahunan tersebut.
"Pemda dan KONI Maluku harus jujur dan terbuka soal bonus. Karena bonus itu penting memotivasi atlet meraih prestasi maksimal di event PON. Kan lucu PON Papua tinggal menghitung hari, tetapi Pemda dan KONI Maluku belum mau terbuka soal besaran bonus yang akan diterima atlet peraih medali. Saya anggap Pemda kurang jujur soal bonus atlet peraih medali PON XX," herannya.
Ia menilai Pemda dan KONI Maluku tidak sejalan soal besaran bonus yang diberikan kepada peraih medali PON Papua.
"Kondisi membingungkan soal bonus ini, bisa saja masyarakat terutama atlet dan pelatih menarik kesimpulan sendiri kalau Pemda dan KONI Maluku tidak sejalan soal besaran bonus yang akan diberikan," kata Heygel.
Selain bonus, menurut dia, upaya mencapai medali di PON Papua bisa terwujud jika seluruh pemangku kepentingan olahraga tulus dan mengedepankan musyawarah mufakat dalam pengambilan keputusan.
"Biar pun bonus yang disediakan besar, tetapi persiapan kurang maksimal juga percuma. Di Pelatda PON XX harus diterapkan aspek fisik, strategi, teknik dan program-program terpadu. Hanya saja dengan waktu singkat apalagi di tengah pandemi Covid-19 saat ini, kemungkinan persiapan atlet Maluku tak berjalan sesuai grand strategi pembinaan dan pencapaian prestasi,"imbuhnya.
Di tengah keragu-raguan Pemda dan KONI Maluku menetapkan besaran jumlah bonus, Heygel lalu mengusulkan bagi peraih emas diganjar Rp.300 juta, perak Rp.200 juta dan perunggu Rp.100 juta.
"Jumlah yang saya usulkan ini terpulang keberanian Pemda dan KONI Maluku,"timpal dia.
Sebelumnya, Sandi enggan merincikan besaran jumlah bonus bagi atlet daerah ini peraih medali di PON Papua.
"Pastilah bonus itu diberikan yang penting berprestasi dulu. Utamakan bela nama daerah dulu lah," kelitnya kepada wartawan belum lama ini.
Sandi mengutarakan KONI Maluku telah mengusulkan anggaran berkisar Rp.7 miliar lebih untuk kebutuhan bonus, namun belum ada lampu hijau dari Pemda Maluku.
Alasannya kebijakan refocusing anggaran di tengah pandemi Covid-19. KONI Maluku mematok Rp.200 juta bagi peraih emas, Rp.150 juta untuk atlet yang menyabet perak, dan Rp100 juta untuk atlet peraih perunggu.
Lalu berapa bonus yang akan diterima para pelatih? Hanya saja hingga kini belum ada sikap resmi dari Pemda dan KONI Maluku, mengenai besaran bonus bagi para arsitek olahraga itu. (BB-RED)