Menurut dia, orang hanya bentuk cabor untuk minta uang pembinaan di KONI Maluku, tetapi jarang bikin pembinaan dari usia muda.

“KONI Maluku juga tidak fokus pada cabor yang berpotensi merebut banyak medali PON misalnya atletik, dayung dan tinju,” pungkas Rony Samloy yang juga Advokat di Maluku.

Terpisah, Ketua Forum Pemerhati Olahraga Maluku (FPOM), Joses Santos Walalayo juga menyoroti masalah ini.

Ia menilai, soal 14 cabor diikuti Maluku pada PON XX Papua, hal itu menjadi ‘pekerjaan rumah’ besar terhadap Pengurus Komite Olahraga Nasional (KONI) Provinsi Maluku.

“Sebab 14 cabor bagi Maluku itu sangat kecil. Maluku ini kan punya potensi hampir di semua cabor. Kedepan, kalau bisa cabor beregu juga bisa lolos,” harap Joses kepada beritabeta.com Minggu (29/08/2021).

Ia menyarankan KONI Maluku terutama Satgas PON dalam waktu semakin dekat untuk menuju PON XX Papua, segala persiapan harus benar-benar dilakukan secara matang.

“Sehingga para atlet saat bertanding bisa mengukir prestasi sesuai keinginan dan harapan KONI Maluku,” tuturnya.

Ia pun meminta KONI Maluku untuk menyurati pemerintah daerah agar bisa mengumumkan besaran bonus baik peraih medali emas, perak, perunggu.

“Ini penting agar bisa menjadi motivasi tambahan bagi atlet untuk bertanding di PON XX,” tukasnya. (BB-SSL)