Zakiy Zulkarnaen selaku Kordinator program Pra-Ekspedisi EIGER menjelaskan total 14 hari atau tiga minggu perjalanan pra-ekspedisi ini dimulai dan dituntaskan. EIGER membagi tim pra-ekspedisi ke dalam tiga perjalanan yang berbeda.

“Tim pertama memasuki kawasan Taman Nasional Manusela untuk menapaki kembalii Jalur Utara Gunung Binaiya bersama warga lokal, setelah tujuh tahun jalur legendaris ini ditutup total. Lalu tim kedua mengendarai motor menyusuri Pulau Seram sejauh 1.000 kilometer, dan tim ketiga mengelilingi Kota Ambon juga Pulau Haruku untuk merekam lanskap keberagaman sosial dan budaya Maluku,” cerita Satria.

Bagi EIGER, pra ekspedisi ini menjadi titik awal untuk melakukan observasi dan pemetaan, bagian awal untuk menentukan jalur dan rencana ekspedisi yang lebih besar dan berkolaborasi dengan banyak pihak di tahun 2025.

“EIGER Adventure telah berada di usia ke-35 tahunnya. Berkembang dan belajar dari berbagai ekspedisi tropis yang menjadi darah dan nadi pertumbuhan brand EIGER sejak 1989 silam. Sudah saatnya di 2025 nanti EIGER berkolaborasi dengan berbagai komunitas, jurnalis, juga masyarakat lokal di Maluku untuk melanjutkan ekspedisi ini dengan jangkauan yang lebih lebar, juga perekaman data yang lebih mendalam,” jelas Satria.

Sesi Berbagi dengan Komunitas Jazirah-Timur Labuhan Kata

Sebagai pemungkas dari perjalanan pra-ekspedisi ini, EIGER berkolaborasi dengan komunitas Jazirah - Timur Labuhan Kata menggelar sesi berbagi. Berlokasi di Baileo Cafe, Kota Ambon, Minggu 27 Oktober 2024 berkumpul lebih dari 120 orang yang berasal dari berbagai komunitas.

Theoresia Rumthe dari Jazirah - Timur Labuhan Kata mengatakan, acara ini digagas untuk memantik perbincangan, mendengar apa saja temuan-temuan yang didapatkan oleh Tim EIGER selama perjalanan menyusuri ribuan kilometer dan ribuan meter puncak Gunung Binaiya.