Risalah Cinta Penuh Syarat

Terngiang satu persatu wasiat darinya. Kuputuskan mencari informasi lebih dalam lagi tentang Islam yang dititipkan papa dan ibu kepada kami. Niat ini segera dijawab Allah. Tiba - tiba muncul begitu saja di lamanku kajian - kajian Islam yang akhirnya membentuk sebuah algoritma dari guru - guru hebat.
Aku mendaftar sebagai peserta Massive Open Online Course secara rutin, kendati harus melawan kantuk tersebab perbedaan waktu.
Dr. Adian Husaini, Ketua Dewan Dakwah Islam Indonesia. Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, Pembina dan Direktur Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations sekaligus Rektor Universitas Darussalam,Gontor. Prof. Menachem Ali, pakar Filologi Indonesia. Mereka adalah guru - guruku.
Dalam hal ilmu agama, aku memang plek ketiplek seperti papa. Kami lebih memilih belajar secara akademis dibanding dengan pendekatan berdasar pada dogma.

Maka Islamic world view, Filologi, Sejarah Peradaban Islam dan Ghazwul Fikri yang melibatkan Liberalisme, sekularisme, pluralisme, relativisme, dan segala isme - isme lainnya, menjadi makanan sahurku bersama guru - guru terbaik ini.
Aku takjub menatap lautan ilmu dibentangkan Allah dihadapanku. Tumpukan sejarah, Al - Qur'an dan peradabannya seperti harta karun. Berserakan ditumpahkan dari langit.
Sujud syukurku pada Allah, karena telah mengizinkanku menemukan-Nya di celah - celah manusia yang tak lagi mengakui eksistensi Tuhan.
Aku jatuh cinta !! Jatuh cinta yang sama rasanya berulang kali. Namun di sisi sebelahnya, aku menemukan pemandangan lain. Sebagian besar umat Islam malah menjadi kaum inferior. Terkagum - kagum pada dunia Barat.
Para ibu berebut menginginkan menantu bule. Anak - anak gadis serasa naik tahta ketika dipersunting. Padahal ukuran manusianya sama saja.
Orang bodoh, orang gila, suka nyuri, pembohong, lelaki hidung belang, tukang pukul bini dan segala jenis level ini banyak tersebar juga diantara orang - orang baik di sini.
Jadi bu, sama saja !! Aku saksinya. Semua bangsa, semua negara, Allah berikan kelebihan dan kekurangannya.
Berada jauh dari negriku membuat jarak pandangku menjadi utuh. Antara ISLAM dan MUSLIM tampak jelas. Dua kata ini selalu salah diterjemahkan bahkan oleh orang Islam sendiri.