Risalah Cinta Penuh Syarat

Jangan bawa - bawa agama !
Hmmm...pernah dengar kalimat ini ? Terasa akrab bukan ? Kabar bahagianya, musholla tetap tersedia di kantor KBRI kita.
Alhamdulillah...
Munculnya anak - anak muda di podcast - podcast antah berantah semakin masif. Mengajak followersnya meninggalkan agama. Bahasa iblis sejak diusir dari surga dicopy paste. Diberi bumbu - bumbu penyedap biar terkesan ilmiah. Agenda ini sukses pertama kali di Eropa pasca Renaissance.
Setengah penduduk di sini tak lagi berkunjung ke rumah - rumah ibadah. Gereja dan katedral kehilangan jema'atnya. Bangunan - bangunan ini terpaksa dijadikan museum. Sebagian besar dijual. Umat Islam membelinya, diubah menjadi masjid.
Pertempuran dunia pemikiran semakin memanas. Korban - korban berjatuhan. Yang Kristen berubah wujud jadi Muslim. Yang Muslim bersalin rupa menjadi Kristen. Yang Hindu berganti jadi Buddha. Yang Buddha lari memeluk Konghucu. Yang bingung memilih tak bertuhan.
Dalam kosakata Islam dinamakan Ghazwul Fikri. Sebuah istilah yang merujuk pada upaya untuk menyerang dan merusak ideologi, budaya, atau sistem pemikiran tertentu melalui media, pendidikan, dan propaganda.
Dunia tersihir. Iman tak lagi dapat berdiri sendiri melawan mantra - mantra ini. Satu - satunya obat penawar adalah menginstal kembali cara berpikir manusia.
Berapa banyak Allah menyuruh manusia untuk berpikir dalam ayat - ayat cinta-Nya ?
Allah tak mungkin mengizinkan kecanggihan dunia ini tanpa memberi bekal pada manusia.
Iqra adalah pesan pertama buat umat Islam. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu.
Adanya Ghazwul Fikri sebagai sunatullah untuk menyaring kualitas umat Islam. Bagi yang tak serius mengejar gerbong ini, siap - siap ketinggalan kereta peradaban.
Bukan rahasia lagi bahwa Islam adalah satu - satunya agama dengan perkembangan paling pesat saat ini. Dunia tiba - tiba saja menjadi ladang dakwah gratis, dampak keistimewaan penduduk tanah para Mujahid.