Kepada malaikat penjaga gunung itu, Rasulullah berkata : " Mereka belum mengetahui agama ini, kelak dari tulang sulbi negeri ini, akan hadir keturunan mereka yang menyembah dan mencintai Allah dan Rasul-Nya ".

Mustajab setiap lisan Rasulullah. Ibarat anak panah melesat tepat di titik sasaran. Bukan saja para mujahid - mujahid yang lahir dari rahim perkampungan ini, namun Thaif ikut  tersihir menjadi kota penyejuk mata. Desa yang dijuluki Qaryah Al - Mulk yang berarti Desa Para Raja.

Setiap akhir November sebelum masuk musim dingin, Thaif menggelar festival " Al - Tarf ", sebuah momen dimulainya tanam menanam mawar.

Ketika musim panen tiba sekitar akhir Maret,  langit perkampungan Thaif akan diselimuti harumnya bunga mawar, sebab prosesnya  membutuhkan waktu 35 hingga 45 hari.

Thaif menjadi rumah bagi 2.000 perkebunan mawar. Letaknya 1.900 meter di atas permukaan laut, memberikan suasana yang ideal untuk tumbuhnya mawar.

Mawar - mawar ini tak begitu saja tumbuh di pegunungan Thaif. Sepotong kisah dibalik berseminya mawar di daerah ini, berawal dari keramahan seorang Sultan Utsmani lima abad lalu, mempersembahkan bibit mawar Levant ( Suriah ) kepada seorang bangsawan di Makkah.

Bibit mawar ini dikirim ke Gunung Al - Hada untuk ditanam di sana, karena daerah ini terkenal dengan kelembutan dan cuacanya yang mirip dengan iklim di Levant.

Lima abad telah berlalu, bibit - bibit ini semakin tumbuh subur. Thaif dijuluki kota seribu mawar. Tercatat di tahun 2018, transaksi perdagangan dari pasar mawar Thaif mencapai 52 juta riyal Saudi, setara dengan 197 miliar rupiah. Tahun - tahun berikutnya diperkirakan berpotensi naik menjadi 70 juta riyal Saudi.

Berawal dari lisan Rasulullah SAW, setangkai mawar menjelma menjadi bunga dalam peradaban  Islam. Ia tumbuh menghiasi setiap sudut taman - taman di daulah - daulah Islam. Mawar seakan identik dengan kaum Muslimin.

Tradisi menanam mawar menjadi salah satu dari tujuh tradisi bangsa Arab, tercatat di Unesco. Dan pada tahun 2019 lalu, Unesco kembali memasukkan budidaya Damascus ke dalam daftar warisan bukan benda.

Di Damascus, dari mulai menanam hingga proses penyulingan, seluruh keluarga dilibatkan. Untuk mendapatkan minyak terbaik,  mawar akan dipetik di pagi hari agar terjaga aromanya tetap lembut.Tradisi ini diberi nama Rosa damascene.

Bukan hanya minyaknya. Penduduk Damascus juga mengolahnya menjadi bahan makanan seperti selai, sirup bahkan kue - kue kering.

Dikalangan masyarakat Muslim Afrika Utara hingga India, air mawar digunakan menjadi bumbu masakan yang populer.

Pada Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, di Timur Tengah, air mawar biasa digunakan untuk penyedap dalam minuman seperti teh dan halwa, custard, jeli dan makanan penutup lainnya di momen istimewa itu.