"Bukan saja kenaikan harga ini baru terjadi kelangkaan BBM di Teor dan Kesuy. Sebelum kenaikan harga BBM juga kondisi Teor dan Kesuy itu kelangkaan BBM terus terjadi," ungkap Costansius Kolatfeka.

Anggota Komisi C DPRD SBT ini membeberkan, saat ini di Kecamatan Teor hanya tersedia Minyak Tanah [Mitan], sementara BBM jenis lainnya mengalami kekosongan.

"Khusus untuk hari ini, di Teor itu tidak ada minyak yang selain minyak tanah. Itu pun masyarakat ambil dari sini [Bula] hanya satu sampai dua drum. Tapi untuk pertalite itu tidak ada," bebernya.

Wakil rakyat yang terpilih dari Daerah Pemilihan [Dapil] Gorom, Gorom Timur, Pulau Panjang, Kesuy dan Teor ini mengaku, selain masalah ketersediaan, harga BBM di wilayah tersebut sangat mencekik warga.

Dikatakan, harga BBM jenis Pertalite di wilayah Terdepan, Terluar dan Tertinggal [3T] ini senilai Rp22 ribu/liter. Sementara BBM jenis Pertamax berkisar hingga Rp25 ribu/liter.

Menurutnya, dengan harga yang melambung tinggi itu tidak dapat dijangkau oleh masyarakat yang dikategorikan daerah dengan status kemiskinan ekstrem di Maluku ini.

"Karena itu, harga minyak yang semacam ini, masyarakat tidak punya kemampuan untuk membeli. Ketergantungan masyarakat disana sebagai nelayan, rata-rata Teor dan Kesuy itu speed semua. Sekarang semua speed tidak bisa menyebrang karena harga BBM yang mahal," ujarnya. (*)

Pewarta : Azis Zubaedi