BERITABETA.COM, Ambon – Warga di kawasan Gadihu, Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau, melakukan aksi penutupan (blockade) akses jalan yang menghubungkan kawasan Gadihu dengan kawasan Ahuru.

Aksi penutupan ruas jalan ini, dilakukan lantaran warga Gadihu pada, Rabu (4/11/2020) sore,  karena merasa kesal, jalan yang sudah rusak tersebut, tidak pernah diperhatikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon dan Pemprov Maluku untuk diperbaiki.

Salah seorang warga Gadihu, Nirwan Holle yang dikonformasi beritabeta.com membenarkan aksi bokade tersebut. Ia mengaku, seluruh warga di kawasan Gadihu yang mendiami RT 02 dan RT 03, sepakat melakukan penutupan ruas jalan tersebut, lantaran jalan yang rusak itu sering menuai kecelakaan lalu lintas di lokasi tersebut.

Menurut Nirwan, penutupan dilakukan karena warga merasa sudah mendekati 10 tahun, ruas jalan tersebut tidak pernah diperbaiki. Padahal, ruas jalan tersebut sangat penting dan menjadi jalur alternatif bagi warga yang ingin ke kota di saat kondisi kemacatan terjadi di ruas jalan Jenderal Soedirman.

“Jadi semua warga sudah sepakat tidak akan membuka akses jalan itu, sampai ada respons dari pemerintah daerah baik Pemkot Ambon dan Pemprov Maluku untuk memperbaikinya,” beber Nirwan.

Nirwan juga mengaku, keberadaan jalan ini kerap digunakan oleh para pejabat di daerah ini, terutama yang mendiami sejumlah kawasan di mulai dari Kebun Cengkeh, Manusela, Kanawa hingga ke kawasan STAIN Ambon.

“Harusnya jalan ini menjadi prioritas untuk diperbaiki,” tandas Nirwan.

Sementara menyikapi hal ini, salah seorang tokoh muda Kampung Rinjani, Wahyu Kohilay menyatakan sikap mendukung atas tindakan yang dilakukan warga Gadihu tersebut.

Alasannya, kata Wahyu, akses jalan yang melintasi kawasan Gadihu menuju kawasan Ahuru dan Karpan itu, sudah menjadi ruas jalan yang vital yang kerap digunakan warga setiap hari dalam melangsungkan aktivitasnya.

“Saya selaku pribadi sangat mendukung aksi penutupan itu, karena selama ini jalan itu seakan tidak bertuan. Padahal, ruas jalan Gadihu –Ahuru sudah menjadi salah satu akses vital bagi warga,” tandas Wahyu.

Menurut Wahyu, penutupan ruas jalan Gadihu yang dilakukan oleh warga setempat, menjadi tanda bahwa selama ini pemerintah daerah tidak pekah melihat berbagai problematic yang terjadi di depan mata.

“Ini masih di depan mata kita, bagaimana dengan yang jauh. Padahal kawasan Gadihu itu masih berada di wilayah Kota Ambon. Jadi kami mendukung aksi penutupan ini, agar pemerintah bisa melihatnya sebagai sebuah reaksi protes,” tegas salah satu anggota Komunitas Pemuda SSI Ambon itu.

Wahyu bahkan meminta kepada Pemkot Ambon, Pemrov Maluku dan sejumlah wakil rakyat di DPRD Kota Ambon dan Provinsi Maluku untuk dapat melihat masalah ini sebagai sebuah tuntutan yang urgen.

“Saya tahu sebagian dari mereka (wakil rakyat) pun menjadi pengguna setia jalur jalan ini. Makanya saya ajak semua untuk bisa melihat hal ini sebagai sebuah masalah yang urgen untuk disikapi,” bebernya.

Ia bahkan mengaku, kerusakan yang terjadi di lokasi jalan itu sudah sering menimbulkan kecelakaan, karena jalan tersebut tidak terurus dan banyak lubang yang membuat pengguna kendaraan roda dua sering terpeleset.

“Sekali lagi tolong dilihat sebagai sebuah tuntutan yang urgen bagi kemaslahan bersama,” tutupnya (BB-DIO)