Temui Bappenas, Gubernur Maluku Bahas Kesiapan Kawasan Industri Blok Masela

Di sisi lain, Bappenas mendorong percepatan penyelesaian perizinan, pengadaan lahan, serta penyusunan dokumen lingkungan agar proses pembangunan tidak terhambat secara administratif.
Dukungan terhadap proyek ini juga diperluas melalui pelibatan sektor swasta dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin), guna membuka peluang investasi di berbagai sektor terkait seperti LNG, petrokimia, dan logistik.
Blok Abadi Masela sendiri diperkirakan dapat memproduksi 9,5 juta metrik ton per tahun (MMTPA) LNG, 150 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) gas pipa, dan 35.000 barel/hari kondensat sehingga menjadi tulang punggung bagi peningkatan produksi migas nasional untuk mencapai target 2030 yang telah ditetapkan yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD).
Dampak efek berganda dari proyek abadi Masela juga akan dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat daerah, antara lain Participating Interest (PI) 10 persen untuk Pemerintah Daerah, serta pembangunan kilang secara onshore akan turut mendukung menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi pada perekonomian di daerah serta meningkatkan ekonomi masyarakat sekitarnya.
Selain Blok Masela, dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai pembangunan Maluku Integrated Port yang dijadikan sebagai bagian integral dari ekosistem industri Blok Masela, yang akan memperkuat konektivitas dan distribusi hasil produksi.
Pemprov Maluku juga terus menjalin koordinasi lintas kementerian, termasuk dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Kementerian Kelautan dan Perikanan, untuk memastikan kesiapan wilayah sekitar Blok Masela dari sisi sosial, lingkungan, dan permukiman (*)
Editor : Redaksi