Pada saat itulah, Ishak memberikan telepon satelitnya kepada saya sebagai salah satu anggota tim perunding yang kini nasibnya mendadak jadi “sandera”. Malam itu Ishak berkata: “Teungku Nezar, tolong kamu kontak ke pihak mana saja yang perlu, agar acara ini bisa kita selesaikan, dan kalian semua selamat.” Ishak tahu bahwa saya orang Aceh, dan dia menyapa saya dengan Teungku.

***

Saya berpikir akan menelepon Toriq Hadad. Saya tahu dia belum tidur di tengah malam seperti ini. Deadline majalah biasa sampai pukul 12 malam, saya melihat arloji saat itu pukul 1 dini hari. Saya yakin, Toriq masih berjaga, atau mungkin sedang melakukan shalat malam.

Dia adalah seorang pekerja keras, tekun, dan alim. Jika BHM adalah seorang pelobi yang cerdas dan handal, maka Toriq adalah eksekutor yang terampil, dan penjaga gawang yang baik.

Duet keduanya membuat Tempo bisa bersinar kembali setelah dibreidel pada 1994, dan terbit kembali pada akhir 1998. Dan Toriq adalah orang yang sangat bisa diandalkan untuk pekerjaan yang rumit dan butuh ketelatenan.

Pada masa sulit pasca breidel, dia mengelola portal berita online Tempo Interaktif, bersama Wahyu Muryadi. Media online itu menjadi saluran informasi alternatif di masa penghujung Orde Baru yang anti pers bebas.

Ketika Majalah Tempo terbit kembali, Toriq yang menjabat sebagai redaktur eksekutif, membenahi manajemen kerja, merekrut wartawan, dan memastikan sumber daya baru mempunyai kecakapan seperti halnya tradisi panjang majalah berita itu.

Saya ingat saat Toriq menjadi salah satu mentor buat wartawan baru. Saat itu, para wartawan muda Tempo beruntung masih dibesut langsung oleh para senior seperti Goenawan Mohamad, Amarzan Lubis, Yusril Djalinus, Syubah Asa, Putu Setia, Isma Sawitri, dan Bambang Bujono.

Toriq adalah mentor yang galak dan terkenal tanpa kompromi untuk soal kualitas. Jika di rapat perencanaan majalah ada usulan laporan yang dianggapnya buruk dan tak punya nilai berita, maka dia akan berucap: “Baik, kirim salam saja,” atau “OK, kirim bunga saja.” Artinya, dia tak berkenan, dan sudah pasti usulan itu masuk ke keranjang sampah.