Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, “Anak Adam tidak mengisi wadah yang lebih buruk daripada dia mengisi perutnya sendiri. Cukuplah jika seseorang itu makan beberapa suap saja untuk menguatkan tulang punggungnya.

Jika mungkin, sepertiga perut adalah untuk makanan, sepertiga lagi untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk napasnya.” Hadits ini diriwayatkan oleh An-Nasa’i dan At-Tirmidzi, dan hadits ini hasan shahih.

Tidak kalah pentingnya, Adz-Dzahabi juga mengutip pertakatan Ali ibn Al-Husain ibn Wafid yang menyatakan, “Allah menempatkan semua obat dalam separuh ayat ketika Dia berfirman, ‘Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan.’” (QS 7:31). (Al-Hafidz Adz-Dzahabi, Thibbun Nabawi, Beirut, Dar Ihyaul Ulum, 1990: 34-35).

Dalam konteks puasa, anjuran untuk mengurangi makan merupakan salah satu ajaran Islam yang sangat bermanfaat untuk kesehatan di masa pandemi.

Penelitian ilmiah terbaru yang berjudul “Assessing the impact of Ramadhan fasting on Covid-19 mortality in the UK” telah mengungkapkan manfaat itu. Penelitian Waqar dkk yang dipublikasikan pada Journal of Global Health pada tanggal 3 April 2021 itu menyatakan bahwa puasa di Bulan Ramadhan tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan.

Penelitian ini dilakukan satu tahun sebelumnya dengan mengamati komunitas Muslim di Inggris yang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, kemudian berlanjut hingga menilai laju kematian yang terjadi.

Sebuah ulasan/review dari penelitian-penelitian sebelumnya juga telah mengungkapkan manfaat mengurangi makanan yang dikaitkan dengan puasa ketika wabah Covid-19. Abdul Hannan dkk pada tahun 2020 telah mempublikasikan penelitian yang membahas pembatasan kalori ketika puasa dengan kekuatan sistem imun atau daya tahan tubuh untuk merespons Covid-19.

Hasilnya, puasa yang dilakukan secara teratur sebagaimana yang dilakukan oleh umat Islam dapat menjadi pendekatan yang efektif untuk membantu pencegahan infeksi virus SARS-CoV-2. Namun, hal itu berlaku hanya untuk orang yang sehat.

Pasien yang sudah terlanjur mengalami infeksi Covid-19, tidak disarankan untuk berpuasa selama masa sakitnya agar tetap mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sehingga mempercepat kesembuhan. Dalam konteks mengurangi makan, makanan yang terlalu manis, berlemak tinggi dan berlebihan dalam mengandung pengawet juga sebaiknya dihindari. Tidak jarang, berbagai kudapan yang tersedia sebagai menu berbuka puasa sarat dengan kalori yang berlebih karena terlalu manis atau berminyak.