Arman Mualo : Tidak Ada Praktek Suap dalam Pemilihan Ketua Komisi IV
BERITABETA.COM, Masohi – Anggota DPRD Kabupaten Maluku Tengah [Malteng] Arman Mualo menepis adanya tudingan miring yang menyebutkan pemilihan Ketua Komisi IV DPRD Malteng yang berlangsung, Rabu 13 Juli 2022 diwarnai praktek suap.
Ketua Komisi IV DPRD Malteng terpilih itu, juga mengaku pemilihan ketua komisi di DPRD Malteng berlangsung atas dasar kesepahaman yang terbangun di atara anggota.
“Tidak benar tudingan bahwa Pemilihan Ketua Komisi IV berlangsung dengan praktek suap, apalagi ada janji-janji politik. Mekanismenya berlangsung dan terbangun atas kesepahaman bersama. Ini semua dalam rangka membangun Maluku Tengah khsusunya bidang pendidikan, kesehatan dan lain-lain,” kata Mualo menjawab pertanyaan beritabeta.com via pesan WhatsApp-nya, Selasa malam (19/7/2022), seputar isu yang santer diberitakan itu media massa itu.
Anggota DPRD asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, juga menegaskan isu adanya praktek kotor atau suap menyuap pada pemilihan Ketua Komisi IV DPRD Malteng yang dilontarkan oleh Ketua Fraksi Demokrat Djailani Tomagola sangat tidak mendasar.
“Kalau saudara Djailani menuduh saya melakukan penyuapan dalam proses pemilihan itu, apakah dia [Djailani] punya alat bukti secara fisik atau tidak?. Silahkan konfirmasikan ini ke masing-masing anggota komisi yang sudah memilih saya,” tandas Mualo menantang.
“Apakah saya sudah menyuap mereka dalam proses ini? Hati-hati dengan menyampaikan tuduhan. Ini bisa menjadi delik aduan pencemaran nama baik,”sambung Mualo tegas.
Mualo megatakan, seharusnya rekannya Djailani Tomagola dapat menerima hasil ini dengan legowo]. Ini keputusan demokrasi yang berlangsung di Komisi IV DPRD Malteng.
Politisi PKS ini mengaku, sikap yang ditunjukkan Djailani dengan tudigan yang bukan-bukan itu akan menimbulkan fitnah dan riak-riak yang tidak mendasar, apalagi sampai bersikap keras menolak, karena tidak mau mengakui kekalahan.
“Seandainya sewaktu pemilihan kemarin saudara Djailani yang terpilih, maka kita akan menghormati itu. Tapi faktanya saya terpilih sebagai Ketua Komisi IV DPRD,” bebernya.
Menyikapi kondisi ini, Mualo berharap rivalnya itu dapat legowo dengan hasil pemilihan, karena semua itu adalah proses demokrasi.
“Saya sampai bertanya tanya, ada apa sampai saudara Djailani begitu ambisius dan tidak menerima kekalahan? Sampai menggerakkan massa untuk membuat kekacauan di ruang komisi dan mengancam saya,”sesalnya.
Mualo mengingatkan, tindakan menggerakkan massa serupa sikap ‘premanisme’ sebagai bentuk kekesalan atas ketidakadilan yang dilakukan pihak Tomagola bukanlah cara yang tepat untuk memperjuangkan keadilan.
"Kalau saudara menyampaikan bahwa tindakan premanisme yang saudara lakukan dan menyerang saya itu, saudara anggap sebagai bentuk kekesalan atas ketidakadilan atau saudara merasa di tipu, apakah itu cara yang tepat untuk memperjuangkan keadilan?," tanya Mualo.
"Memperjuangkan keadilan dengan cara menyerang pribadi, mencaci maki, menghancurkan barang-barang milik negara dan membuat onar. Apakah itu cara yang tepat dilakukan oleh seorang pimpinan partai? Apalagi dari sisi usia saudara sudah senior di antara kami. Mestinya saudara harus menjadi teladan yang bijaksana sebagai seorang politisi senior dan sebagai seorang ayah," sambung Mualo.
Mualo menambahkan, sebagai seorang politisi senior, Tomagola harus berperan sebagai seorang ayah dan menjadi teladan yang bijaksana. Sebab, semua punya hak untuk dipilih.
“Namanya juga rolling alat kelengkapan dewan [AKD]. Jangan-jangan saudara Djailani tidak paham soal ini. Saran saya, kalau tidak mau berdemokrasi, lebih baik saudara pindah ke Korea Utara saja, jadi warga Kim Jong Un,”tulis Mualo menutup pesannya di WhatsApp (BB-ES)
Editior : Redaksi