Jika sengketa tanah dan batas wilayah antar masyarakat adat sudah bisa diselesaikan, maka batas-batas wilayah yang disepakati secara adat itu bisa digunakan oleh negara termasuk BIG untuk menentukan titik koordinat batas tanah masing-masing desa atau negeri tersebut.

Hal ini, kata dia, dapat pula memperkuat posisi tawar masyarakat adat terhadap tanah atau wilayah dan sumber daya alam yang dimiliki.

“Jika sudah punya kekuatan hokum, maka pastinya nilai tawar ini akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat adatr pula. Artinya negara akan mengakui apa yang sudah diputuskan secara adat, jika keputusan ini kemudian diperkuat lagi dengan terbitnya peraturan daerah (Perda) berkaitan dengan pengakuan hak ulayat masyarakat adat,” beber dia.

Kegiatan sosialisasi Pemetaan Batas Desa/Kelurahan Provinsi Maluku ini juga dihadiri oleh sejumlah narasumber dan juga Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik BIG Antonius Bambang Wijanarto.

Di hadapan puluhan peserta, Bambang memaparkan BIG memiliki program percepatan pemetaan batas desa dan kelurahan.

"Kami menyiapkan kebijakan umum terkait teknis dan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap teknis penetapan dan penegasan batas desa."tandasnya.

Peta Indonesia, kata sudah bisa diakses semua orang melalui telepon genggam, tetapi orang tidak mengetahui sumber peta dan arti peta itu sendiri, sehingga berbagai sosialisasi tentang informasi geospasial perlu dilakukan terus menerus.

“Keberadaan peta suatu daerah memegang peranan penting, terutama untuk kepentingan investasi, pengembangan wilayah. Banyak masalah yang muncul saat ini ujung pangkalnya karena peta. Investasi tidak jalan karena investor tidak yakin apakah satu daerah aman untuk investasi, konflik batas wilayah dan kepemilikan lahan, semuanya bermuara karena peta," paparnya.

Untuk itu, tambahnya BIG sementara mempercepat pemetaan dasar skala besar dengan penyusunan strategi mulai dari teknologi pengambilan, pengolahan, hingga manajemen data.

Hal ini ditempuh menyusul hadirnya Undang-Undang Cipta Kerja dan turunannya, memberi kesempatan BIG menggunakan format kerja sama, sehingga percepatan bisa dilakukan.

“Kita juga mengingkan agar masyarakat dapat memahami geospasial secara gambling, sehingga pembangunan di daerah akan mendapatkan dukungan data yang baik, sehingga akan naik dengan signifikan,” tandasnya (*)

Editor : dhino pattisahusiwa