BERITABETA.COM, Ambon – Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh Muslim Maluku di Ambon,   Kamis (17/4/2025).

Pertemuan yang digagas Gubernur Maluku ini dilangsungkan di ruang rapat internal Kantor Gubernur Maluku dengan tujuan mendapatkan masukan bagi Pemerintah Daerah untuk mendorong pembangunan di Maluku.

Gubernur Lewerissa menyampaikan apresiasinya atas peran dari para tokoh agama, termasuk tokoh-tokoh muslim yang memiliki pandangan maupun fokus yang sama dengan Pemerintah Provinsi, tentang menjaga stabilitas keamanan serta merawat persatuan dan solidaritas sosial dalam masyarakat yang majemuk seperti di Maluku.

Lewerissa menjelaskan bahwa saat ini Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Maluku, berada di atas Pertumbuhan Ekonomi Nasional.

“Kendati demikian, secara kasat mata, masih berbanding terbalik dengan kondisi yang terlihat, di mana Provinsi Maluku per Januari 2025, masih berada pada Provinsi termiskin nomor 8 termiskin se-Indonesia, pengangguran terbuka yang masih banyak, lapangan kerja yang masih susah, infrastruktur pendidikan dan pelayanan kesehatan yang masih belum baik, serta tunjangan-tunjangan guru, maupun dokter dan tenaga kesehatan yang belum terpenuhi,” ungkapnya.

Di tengah segala permasalahan tersebut yang saat ini menjadi fokusnya ialah terhadap pendidikan dan kesehatan.

“Untuk fasilitas pelayanan kesehatan akan fokus ke RSUD Haulussy Ambon, saat ini ada berita baik, dari hasil lobby, karena mendapat kurang lebih 7 cath lab, untuk 7 daerah dalam hal ini pemenuhan fasilitas bedah jantung, yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita,” tambah Gubernur.

Selain membahas masalah ekonomi, Gubernur Maluku juga menyampaikan tujuan utama dari pertemuan ini adalah mengenai stabilitas keamanan di Provinsi Maluku.

Dimana tokoh muslim Maluku, memiliki peran yang strategis dalam hal mitigasi terhadap stabilitas keamanan.

Kata Hendrik, hasil identifikasi yang dilakukan terdapat tiga garis besar, yakni relasi sosial diantara masyarakat, Kemajuan IT yang memiliki dampak negatifnya, serta banyak peristiwa dimana masyarakat menilai negara lalai ketika terjadi konflik.