Hal seperti ini, kata Mercy sudah final di bahas di rapat-rapat komisi.  Makanya, pihkanya lebih awal harus memastikan bahwa seluruh proses dalam penanganan pembangunan instalasi air bersih seperti ini, sudah harus clear soal pihak ketiga yang menjalankan prosesnya.

“Jadi kalau ada kedapatan hasilnya buruk di lapangan, kami langsung minta di-black list pihak kontraktor yang bermasalah untuk tidak masuk lagi dalam pekerjaan seperti ini. Dan sudah terbukti ada dua perusahaan yang megerjakan proyek ini di tahun lalu diganti karena tidak menjalankan pekerjaannya dengan baik,”urainya.

Mercy menegaskan, persoalan ini disampaikan agar bisa dimaklumi. Meskipun pernyataan ini tidak mewakili teman-teman lain di DPR RI.

“Pola saya seperti itu. Kenapa? Pengalaman kami di Komisi VII kalau ada anggota DPR yang coba main-main dengan sub kontraktor dalam urusan pembangunan  fasilitas seperti ini, ketika ada masalah, pihak Kementerian tidak mau ikut campur,” katanya.

Hal seperti ini, kata Mercy  sudah sering terungkap dalam temuan BPK, KPK dan institusi lainnya. Dan ketika terjadi, pihak Kementerian akan cuci tangan. Lain halnya, jika semua mekanismenya diatur oleh Kementerian.

“Saya tidak mengambil resiko seperti itu. Makanya bila ada yang tidak beres dan dilaporkan masyarakat penerima manfaat, saya langsung complain ke pihak kementerian dan langsung diperbaiki,” ungkapnya.

Mercy mengaku, kondisi seperti ini pernah tenjadi di tahun-tahun lalu seperti di kawasan  Kayu Tiga dan Halong Atas, yang dikerjakan tahun 2019. Saat itu ada masalah pekerjaannya dan langsung ditangani  pihak Kementerian ESDM.

Dikatakan, program-program pemerintah yang menyentuh langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat seperti fasilitas air bersih, program pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya, pengerjaannya harus benar-benar maksimal.

Mercy Barends saat meninjau lokasi fasilitas air bersih (sumur artesis) yang dibangun di kawasan Benteng Atas, Kota Ambon

“Ini sikap saya. Dengan harapan  proyek-proyek yang langsung dikerjakan oleh pihak Kementerian ini bisa menghasilkan manfaat bagi masayarakat,” akuinya.

Dalam kunjungannya ke  Negeri Waai,  Mercy Barends melihat dari dekat hasil pembangunan di fasilitas yang dibangun itu.  Anggota DPR RI Dapil Maluku ini disambut oleh Raja Negeri Waai, Zeth Bakarbessy.

Bakarbessy dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasihnya mewakili masyarakat negeri Waai atas rampungnya proyek bantuan dari kementerian ESDM ini.

Menurutnya, dengan adanya fasilitas air bersih ini, warga sekitarnya sangat terbantu, karena sebelumnya untuk kebutuhan air bersih di lokasi tersebut, warga harus menempuh jarak 1 km untuk mengambil air bersih.

Ia mengaku, kedepan pihaknya telah berencana untuk melengkapi fasilitas  air bersih ini dengan pipanisasi yang akan dianggarkan melalui Dana Desa tahun 2021 agar dapat dialirkan ke rumah-rumah warga di Negeri Waai untuk memenuhi kebutuhan air bersih sebanyak 8000 lebih warga di Negeri Waai atau 2270 KK.

“Ini akan kita bahas di Musrembangdes agar kebutuhan pipanisasi ini dapat disediakan untuk melayani kebutuhan air bersih warga di negeri,” tandasnya (BB-DIO)