Dominannya kultur ini memaksa mereka menjajal cara pandang Barat kepada masyarakat berbudaya berbeda. Ibarat kewajiban mendapatkan vaksinasi covid. Jika tak mau, dipastikan akan mengalami kesulitan dalam segala hal.

Peradaban yang sedang menduduki singgasana ini menggelar karpet merah untuk kaum berslogan warna warni. Maka seluruh penduduk bumi harus menerima keberadaan kaum ini.

Bagi negara yang dengan sengaja menolak pencinta sesama Adam maupun sesama Eva, akan terkena sanksi embargo ekonomi. Sungguh sebuah ujian bagi pemimpin bangsa.

Robbi...Peluru dari senjata yang ditodongkan tepat ke pusat pemikiran anak - anak kami, merobek urat nadi mereka. Cara pandang ini suka tak suka turut mengamputasi syariat-Mu.

Dan sebagian kami, telah membedahnya menggunakan pisau liberalisme di kampus - kampus Islam bahkan di pesantren - pesantren tempat kami menitipkan buah hati kami untuk urusan akhirat.

Sekularisme sangat dipuja di sini. Sejak keluar dari abad kegelapan menuju Renaissance, semua aturan Tuhan dipenjarakan.

Cukup sudah derita masyarakat Eropa sepanjang ratusan tahun tersiksa aturan agama yang menyisakan trauma mendalam.

Untuk menutup celah agar aroma agama tak boleh lagi merebak, maka lahirlah paham sekuler yang memisahkan antara agama dan negara. Kata sekuler sendiri diambil dari istilah latin saeculum yang bermakna dunia.

Begitulah izin Allah diturunkan. Terbukti kemajuan negeri Barat melesat tak terbendung. Tapi lihatlah, jauhnya perjalanan hegemoni peradaban ini belumlah sejauh perjalanan sejarah kaum Muslimin di masa keemasannya.

Tanda - tanda keruntuhan itu sudah terlihat nyata. Keretakannya mulai menganga. Di satu sisi ilmu pengetahuan mengundang decak kagum berbanding terbalik dengan sisi sebelahnya.

Carut marut hidup manusia tak lagi terkendali. Bahkan hal yang sangat mudah sekedar mengenal jenis kelamin saja tak mampu lagi dibedakan.

Hak Tuhan dan setan disejajarkan, dikemas dengan sampul humanis. Paham ini laku keras  dikalangan anak - anak muda Barat. Indah penuh pengertian. Untuk memudahkan lajunya pemahaman ini, negeri - negeri Muslim kemudian menjadi target selanjutnya.