Ekonomi pada kuartal kedua 2020 minus 5,32% akibat pemberlakuan PSBB yang mempengaruhi  konsumsi rumah tangga.

Pola pertumbuhan ekonomi tahun-tahun sebelumnya juga selalu menunjukkan penguatan memasuki kuartal kedua.

Kondisi ini terjadi kecuali pada 2020, yang anjlok. Selain itu, perbaikan juga didorong oleh kinerja ekspor impor yang kinclong sepanjang periode yang sama.

Beberapa mitra utama ekpsor Indonesia seperti Tiongkok, Amerika Serikat dan Singapura juga mulai mengalami perbaikan ekonomi.

Ekspor Indonesia meningkat 55,89% secara tahunan dan 10,36% dibandingkan kuartal pertama 2021.

"Ekonomi beberapa negara mitra pada kuartal kedua juga positif. Tiongkok tumbuh 7,9%, Amerika Serikat 12,2%, Singapura 14,3%, Korea Selatan tumbuh 5,9%," ujarnya.

Selain itu, aktivitas industri pengolaha domestik juga mulai menggeliat. Hal ini, kata dia, turut tercermin dari peningkatan nilai impor terutama bahan baku dan pendukung.

Impor RI pada kuartal kedua 2021 naik 50,21% secara tahunan dan 9,98% dibandingkan kuartal pertama 2021. Namun, pertumbuhan 7,07% secara yoy pada kuartal II belum menunjukkan adanya perbaikan signifikan.

“Hal ini terindikasi dari masih rendahnya pertumbuhan ekonomi  dari kuartal pertama 2021 yang hanya tumbuh 3,31%, karena belum mencapai rata-rata pertumbuhan sebelum 2020 yang selalu di atas 4%,” tutupnya (*)

Editor : Redaksi