BERITABETA.COM, Namlea – Dua kakak beradik, Jamaludin Tekandar (33 tahun)  dan Yusril Muksin (17 tahun),  ditemukan tewas di dalam bekas lubang galian eks tambang emas Gunung Botak, Desa Wamsalit,  Kecamatan Waelata,  Kabupaten Buru,  pada Kamis, malam (22/10/2020).

Kapolres Pulau Buru, AKBP Egia Febri Kusumawiatmaja melalui Paur Humas Polres Pulau Buru, Aipda  MYS Djamaluddin kepada beritabeta.com, Jumat siang (23/10/2020) menjelaskan, terindikasi kuat kalau kedua korban tewas kehabisan oksigen saat berada di dalam lubang galian eks tambang emas.

Di tubuh korban tidak ada tanda-tanda kekerasan. Jenazah kedua korban juga tidak diotopsi dan telah dikebumikan di tempat tinggal mereka di Unit 17, Desa Penulis,  Kecamatan Waelata.

“Pihak keluarga melakukan penolakan otopsi dan pihak keluarga tidak keberatan atas menggialnya almahrum,”jelas Paut Humas.

Paur Humas juga menegaskan, kedua korban meninggal dunia  bukan Penambang.

“Tujuan korban hanya ingin mengambil kayu papan yang berada dalam kolam bekas Pertambangan yang sudah tidak di gunakan lagi,”papar Aipda Djamaluddin.

Sementara itu, Mira Belen (41 tahun), istri dari Jamaludin Takendar, kepada wartawan menceritakan kalau suami bersama adiknya pamit keluar rumah pada hari Rabu lalu (21/10),  pukul 17.00 WIT.  Keduanya  pergi ke bekas tambang Gunung Botak untuk untuk mencari kayu dan papan yang ditinggal para penambang.

Namun keduanya tidak pernah kembali ke rumah, sehingga Ibu Mira Belen berinisiatif mencari suaminya dan adiknya ke eks tambang Gunung Botak. Mira Belen mengajak Muhammad Adnan Arfa, 41 tahun, untuk bersamanya mencari Jamaludin dan Yusril.

Keduanya lalu mendatangi pos aparat keamanan yang bertugas di puncak Gunung Botak.

Sebelum tiba di pos jaga,  saat melewati kawasan gunung batu, Mira Belen meminta Arta untuk mencari suaminya di salah satu bekas lubang galian yang terletak di pinggir jalan.

Ia berfirasat  jelek,  dan mencurigai kalau suaminya mungkin saja memasuki lubang tersebut, karena di sana terlihat banyak kayu dan papan yang masih layak digunakan.

Saat menengok ke kolam tersebut,  Arta mengaku melihat sesosok manusia yang tersangkut pada sebatang kayu dalam kedalaman kurang lebih tujuh meter.

Keduanya lalu melapor ke pos jaga aparat keamanan untuk menyampaikan penemuan tersebut.

Mendapatkan laporan tersebut,  sekitar pukul 20.30 WIT personil gabungan pengamanan Gunung Botak tiba di TKP.Selanjutnya melakukam pengamanan TKP. Dan melaporkan kepada pimpinan.

Pukul 21.30 Wit Kapolsek waeapo Ipda Zainal bersama personil Polsek Waeapo tiba di TKP dan melakukan olah TKP.Petugas lalu melakukan langkah evaluasi fan menemukan kedua korban berada di dalam lubang sudah lagi tidak bernyawa.

“Para korban di evakuasi oleh personil gabungan dan masyarakat serta melibatkan  keluarga korban dari dalam kolam mengunakan tali serta alat bantu udara dengan mengunakan Blower agar bisa masuk ke dalam kolam,”tutur Paur Humas Aipda Djamaluddin.

Sejumlah wartawan yang mendatangi Gunung Botak sore hari,  menyaksikan kawasan itu kosong melompong.  Tidak ada aktifitas penambangan di sana.

Personil gabungan yang bertugas di sana juga selalu melakukan patroli guna pastikan tidak ada aktifitas penambangan (BB-DUL)