BERITABETA.COM – Nama Grace Natalie kembali jadi perbincangan. Sang Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini, di pidato politiknya yang disampaikan pada Festival 11 Yogyakarta yang bertempat di Graha Pradipta Jogja Expo Center pada 11 Februari 2019 lalu,  menyampaikan beberapa pendapatnya.

Ia mengaku tak pernah menyangka bisa berada pada posisi yang ditempatinya saat ini. Misalnya, meski dengan segala pesimistis yang muncul, toh ia berhasil membawa partainya resmi menjadi peserta Pemilu Legislatif 2019.

Ia  menyebut ada fenomena yang dianggap membahayakan persatuan masyarakat Indonesia. Grace Natalie mengibaratkan fenomena itu dengan “normalisasi Intoleransi”.

Grace Natalie menyayangkan fenomena ini, dapat menimbulkan konflik yang akan menghancurkan toleransi di masyarakat. Sebagai bentuk dari perhatian terhadap masalah toleransi, dalam beberapa kesempatan kunjungan ke daerah, Grace selalu menyempatkan diri bertemu sejumlah pihak.

Beberapa hari ini, Grace Natalie berada di Kota Ambon. Keberadaanya  menjadi perhatian sejumlah pihak. Pers lokal memberitakan aktifitas Grace Natalie yang melakukan kunjungan dan silaturahim ke sejumlah pimpinan dan tokoh agama di Maluku.

Saat mengunjungi kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku dan Kota Ambon, Grace Natalie diterima oleh Ketua MUI Provinsi Maluku Dr Abdullah Latuapo dan Ketua MUI Kota Ambon Dr H Muhammad Rahanyamtel.

Menurut Grace keberadaannya di Ambon,  selain untuk melakukan konsolidasi internal PSI, kunjungan pengurus PSI  Maluku juga untuk belajar toleransi. Pada hari sebelumnya Grace Natalie bertemu dengan pimpinan Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) dan Uskup Ambonia.

“Kami datang untuk silaturahim dan belajar toleransi dari tanah Maluku, kemaren kami bertemu dengan Sekum GPM dan Uskup Ambon, dan kami tegaskan bahwa perjuangan PSI sejak awal adalah antikoripsi dan antiintoleransi” kata Grace Natalie di Kantor MUI Maluku, Rabu (20/3/2019).

Dalam kunjungan itu, Grace Natalie ditemani Juru Bicara PSI H Mohamad Guntur Romli, dan Ketua DPW PSI Maluku Muhammad Ansari serta jajaran Pengurus PSI se-Maluku.

Ketum PSI Grace Natalie bersama Ketua MUI Provinsi Maluku Dr KH Abdullah Latuapo dan Ketua MUI Kota Ambon Dr H. Muhammad Rahanyamtel serta jajaran pengurus PSI di Kantor MUI Maluku, Rabu (20/3/2019). ( Foto: istimewa )

Siapa Grace Natalie?

Dunia wartawan mengantarkan Grace Natalie ke politik. Ia mendirikan Partai Solidaritas Indonesia sekaligus sebagai ketua umumnya. Grace Natalie Louisa atau lebih akrab disapa Grace Natalie lahir di Jakarta pada 4 Juli 1982. Setelah lulus dari SMAK 3 BPK Penabur, ia menyelesaikan pendidikan Manajemen Akuntansi Institut Bisnis Indonesia yang telah berganti nama menjadi Universitas Kwik Kian Gie.

Selepas kuliah, dirinya langsung direkrut sebagai reporter SCTV di akhir 2004. Di tahun berikutnya, Grace juga dipercaya sebagai salah satu anchor Liputan6 SCTV. Meski memiliki latar belakang pendidikan dalam bidang akuntansi, namun Grace justru jatuh cinta dengan profesinya sebagai jurnalis.

Pada tahun 2006, Grace melanjutkan kariernya sebagai jurnalis ANTV. Selang 2 tahun, ia hijrah ke tvOne mengikuti seniornya, Karni Ilyas. Saat bekerja di tvOne, Grace sempat mengikuti kursus kilat di Maastricht School of Management, Belanda dari Januari hingga April 2009.

Selama bekerja sebagai jurnalis, sulung dari 3 bersaudara ini pernah terjun ke daerah konflik dan meliput aksi terorisme yang kala itu marak terjadi di Indonesia.

Beberapa di antaranya yaitu konflik horizontal di Poso, Sulawesi Selatan, dan rangkaian penangkapan gembong teroris di Sumatera dan Jawa. Grace juga pernah mewawancarai sejumlah tokoh dunia seperti George Soros, Steve Forbes, Jose Ramos Horta, dan Abhisit Vejjajiva.

Grace dipercaya menggawangi beberapa program berita unggulan tvOne yang tayang saat prime time, seperti Kabar Petang dan Apa Kabar Indonesia Malam. Grace tak hanya bertanggung jawab pada saat program itu tayang, melainkan dimulai saat awal produksi.

Selama menjadi anchor, Grace pernah dinobatkan sebagai Anchor of the Year 2008 dan Runner Up Jewel of the Station 2009 versi blog News Anchor Admirer. Ibu dua anak ini juga masuk dalam 100 wanita terseksi 2009 versi FHM Indonesia.

Setelah 8 tahun berkiprah di dunia wartawan, Grace pun banting stir. Ia bergabung dengan lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) sebagai Chief Executive Officer (CEO).

Hasil survei SMRC tentang Pilkada, Pilgub, dan Pilpres kerap digunakan sebagai acuan media massa, partai politik, dan pengambil kebijakan.

Lewat pengalamannya di SMRC tersebut, istri dari Kevin Osmond ini berkeinginan untuk terjun ke dunia politik praktis. Setelah Pemilu 2014 berakhir, Grace pun ikut mendirikan Partai Solidaritas Indonesia atau lebih akrab disingkat PSI pada 2015.

Ia sekaligus memimpin PSI pada usia 33 tahun. Wanita berdarah Melayu-Tionghoa-Belanda ini menjadi ketua umum partai politik termuda di Indonesia.

Ungkap Masa Tergelap Dalam Hidupnya

Tidak semua orang mampu orang berjiwa besar untuk menerima perundungan (bully), tudingan, atau pun fitnah. Grace Natalie termasuk salah satu yang mengalaminya.

Grace Natalie awalnya bercerita, dia tak pernah menyangka akan terjun ke dunia politik. “Waktu jadi jurnalis saya sering wawancara politisi tapi enggak pernah kepengen jadi politisi,” begitu kata Grace Natalie dalam sebuah sesi diskusi pada acara Indonesia Millenial Summit 2019 Grand Ballroom Kempinksi Hotel, Jakarta Januari 2019 silam.

Ia mengaku tak pernah menyangka bisa berada pada posisi yang ditempatinya saat ini. Misalnya, meski dengan segala pesimistis yang muncul, toh ia berhasil membawa partainya resmi menjadi peserta Pemilu Legislatif 2019.

Menurut Grace Natalie, situasi saat ini termasuk yang paling sulit bagi dia, dengan segala “hantaman” yang mengarah secara personal maupun terhadap partai. Seperti serangan bullying lewat media sosial, isu selingkuh dengan kepala daerah, hingga foto syur editan. “Kalau untuk personal, rasanya paling dark (gelap) adalah hari ini,” tutur dia.

Meski begitu, Grace Natalie mengaku mempunyai cara sendiri dalam menghadapi berbagai persoalan itu. Supporting system atau dukungan orang-orang dekat yang solid menjadi hal yang dianggapnya sangat penting.

Sejak awal berencana terjun ke dunia politik, Grace Natalie sudah bulat membuat keputusan bersama sang suami Kevin Osmond. Membulatkan tekad untuk terjun ke dunia politik tidaklah mudah, apalagi dia adalah seorang istri dan ibu.

Meski sempat galau, namun kini Grace Natalie mengaku sudah kebal dengan berbagai isu yang menerpanya. “Tidak pernah terbayang hal-hal yang saya alami hari ini dan ternyata Tuhan memang menciptakan perempuan lebih kuat. Dari kecil secara fisik kita punya hambatan-hambatan daripada laki-laki, tapi yang tadinya saya galau sekarang saya menjalaninya, sekarang dalam tahap kebal,” kata dia.

Karena mendapat dukungan penuh dari keluarga dan orang-orang sekitar sejak awal, Grace Natalie pun percaya orang-orang yang mendukungnya tidak akan begitu saja percaya dengan isu-isu sumir tentang dia.

Grace Natalie mengaku kerap terenyuh ketika mendapat suntikan semangat dari orang-orang yang ditemuinya ketika blusukan ke daerah. Dengan segala permasalahan yang ada, Grace Natalie tetap menikmati karirnya saat ini sebagai politisi, karena merasa bisa membawa perubahan besar untuk negara. “Di politik enggak sekadar bisnis untuk memperoleh penghasilan dan sebagainya tapi punya alasan berjuang. Itu yang membuat saya punya semangat.” Meski banyak di-bully, tapi banyak juga yang mendukung,” ucap dia (berbagai sumber)

KELUARGA

Suami     : Kevin Osmond

Anak       : Brata Ngadiman

Anna Clementine

PENDIDIKAN

SMAK 3 BPK Penabur, Jakarta

Manajemen Akuntansi Institut Bisnis Indonesia

Maastricht School of Management, Belanda (2009)

KARIER

Reporter Liputan 6 SCTV (2004-2005)

Anchor Liputan 6 SCTV (2005-2006)

Reporter ANTV (2006-2008)

Reporter dan Anchor tvOne (2008-2012)

CEO Saiful Mujani Research and Consulting (2012-2014)

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (2015-Sekarang)

K 3 BPK Penabur, Jakarta

Manajemen Akuntansi Institut Bisnis Indonesia

Maastricht School of Management, Belanda (2009)

KARIER

Reporter Liputan 6 SCTV (2004-2005)

Anchor Liputan 6 SCTV (2005-2006)

Reporter ANTV (2006-2008)

Reporter dan Anchor tvOne (2008-2012)

CEO Saiful Mujani Research and Consulting (2012-2014)

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (2015-Sekarang)