Akademisi: Parpol yang Demokratis tidak Cenderung Mengejar Kekuasaan
BERITABETA.COM, Ambon – Persaingan antara partai politik (parpol) lama dan parpol baru dalam pemilu legislatif serta pemilihan presiden - wakil presiden pada 2024 nanti akan berlangsung ketat. “Siapa yang menabur angin, akan menuai badai”.
Wacana berkembang, parpol yang hanya mementingkan kekuasaan semata, dan abai terhadap kepentingan rakyat bakal menerima konsekuensi buruk di Pemilu 2024 mendatang.
Sebaliknya, bagi parpol yang berjuang terhadap kepentingan rakyat akan menuai hasil yang baik bahkan memuaskan (hukum tabur tuai).
Basis massa parpol lama digadang akan hijrah alias pindah pilihan ke parpol lain atau parpol baru yang memiliki kepedulian (caring) terhadap kemaslahatan rakyat.
Akademisi Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon Mochtar Nepa nepa berpendapat, parpol baru terutama yang berafiliasi dengan partai-partai Islam jika kemudian lolos verifikasi dan menjadi peserta Pemilu 2024, justru akan menguntungkan partai-partai nasionalis.
“Karena kemunculan partai-partai Islam seperti Partai Gelora, Partai Umat, Partai Masyumi Reborn akan bermetamorfora,” kata Mochtar Nepa nepa saat dimintai pendapatnya oleh beritabeta.com di Ambon, Minggu (15/08/2021).
Mochtar menjelaskan, metamorfora politik akan bertarung sesuai dengan kendaraan politik bagi partai baru yang memiliki ‘merek politik’ ternama cenderung akan ‘dibeli’ oleh konstituen.
“Tapi jika merek politik biasa-biasa saja, pemilih tentu akan apatis,” tuturnya.