Disamping fokus program yang harus diarahkan untuk kepentingan rakyat, Wenno menilai sikap pemimpin di Kota Ambon harus jauh dari praktek-praktek usang yang menguntungkan pribadi.

Makanya, kata dia, kedepan untuk urusan proyek-proyek, harusnya prosesnya dilakukan secara transparan dan tidak boleh ada namnya fee, karena ini membebani pihak ketiga (kontraktor) dan akhirnya berefak pada hasil kerja di lapangan.

“Kalau Tuhan mengijinkannya menjadi Wali Kota Ambon, saya pastikan keluarga tidak akan mencampuri urusan pemerintahan.  Saya telah berkomitmen ingin menjadi Wali Kota yang berprofesi sebagai pelayan, untuk melayani seluruh warga kota Ambon,” tandasnya.

Wenno menambahkan, sikap ini telah dituangkan dalam narasi-narasi yang diusung misalnya, “Saatnya Ambon Naik Kelas” yang dinilai menjadi pesan motivasi yang harus diperjuangkan bersama warga Kota Ambon di masa mendatang (*)

Editor : dhino.p