BERITABETA.COM, Masohi – Hasil pertanian berupa beras yang dihasilkan petani di Kecamata Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) belum memenuhi standar kualitas yang ditetapkan Badan Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre)  Maluku.

Beras yang dihasilkan petani di wilayah tersebut, kadar airnya masih di atas 14 persen, sehingga sangat berpengaruh dengan ketahanan dalam penyimpanan beras.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kabupaten Maluku Tengah, Arsad Slamat kepada beritabeta.com di ruang kerjanya,  Sabtu (6/3/21).

Menurut Arsad, untuk menyikapi hal ini,  pemerintah daerah melalui Dinas Tanaman Pangan Dan Holtikultura telah sepakat untuk mensosialisasikan kepada para petani, agar beras yang dihasilkan harus sesuai dengan standar yang ditetapkan Bulog. Langkah-langkah itu harus  dimulai dari teknis budidaya,  penggunaan varietas,  waktu panen,  sampai dengan penanganan pasca panen,

“Keinginan pihak Bulog, beras itu harus kadar airnya di bawah 14%. Untuk itu dalam waktu dekat kita akan sosialisasikan kepada para petani untuk memperbaiki kualitas beras yang dihasilkan,” tandas  Arsad Slamat.

Dirinya juga menjelaskan,  tingginya kadar air pada beras, dikarenakan jemuran gabah di bawah terik matahari hanya berlangsung selama dua hari. Padahalan, untuk mengurangi kadar air tersebut, harusnya proses penjemurannya bisa lama dari waktu tersebut, agar beras tidak mudah hancur.

“Jika Bulog menyelep beras dari petani kita itu, tidak langsung dijual kepada konsumen, tetapi itu disimpan lagi, makanya Bulog harus dapat kualitas yang bagus,” jelasnya.

Arsad mengatakan,  petani beras yang berada di Kobisonta, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, sudah menggunakan varietas yang masuk dalam kategori beras premium.

Dan berdasarkan hasil yang diperoleh dari Bulog sendiri,  beras di daerah tersebut sudah bagus,  hanya saja kadar airnya masi tinggi diatas 16%, sehingga perlu disosialisasikan agar kadar air ditekan sampai dibawa 14%.

Untuk diketahui, pada bulan Februari sampai dengan Maret 2021, hasil panen petani di daerah Timur Kobi mencapai 11.819 ton gaba kering dari 2.000 hektar sawah produktif.

Agar tidak terjadi penumpukan beras,  pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial supaya masyarakat yang berhak menerima bantuan berupa PKH (Program Keluarga Harapan), berasnya bisa diambil dari petani saja.

“Kalau Bulog belum beroperasi, siapa lagi yang bisa menyerap beras mereka,  untuk mengatasiya,  kita sudah bicarakan hal ini dengan dinas sosial terkait bantuan kepada masyarakat. Langkah ini kita ambil supaya keluhan petani terkait penampungan beras bisa terjawab,” terangnya (BB-FA)