Sektor industri di Kolaka sampai saat ini masih didominasi oleh industri nikel. Ya, industri yang masih berkaitan dengan sumber daya alam, dimana cepat atau lambat yang namanya sumber daya alam akan habis juga. Setelah habis mau bergantung dengan apa lagi?

Ini yang perlu diperhatikan. Pada tahun 2018, khusus untuk sektor industri pengolahan mempunyai pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan sektor yang lain.

Pertumbuhannya mencapai 8,34% dari tahun 2017. Jika ditelisik lebih dalam lagi, ternyata PT Antam. Tbk masih menjadi pemain utama dalam kontribusinya terhadap subsektor industri pengolahan logam sektor industri pengolahan di Kolaka. PT. Antam Tbk. bersama dengan PT. Surya Saga Utama yang terletak di Bombana juga menjadi kontributor dalam PDRB Sulawesi Tenggara.

Keduanya sama-sama bergerak dalam industri pengolahan nikel, dan pada tahun 2018 menghasilkan nilai output sebesar Rp. 3,9 triliun dengan biaya input Rp. 2,4 triliun. Sehingga memiliki nilai tambah sebesar Rp. 1,5 triliun pada tahun 2018.

Dengan nilai tambah tersebut industri pengolahan nikel menjadi yang paling dominan diantara industri pengolahan yang lain di Sulawesi Tenggara.

Selain itu, industri pengolahan air minum juga sangat penting di Kolaka. Mengingat ada sebagian wilayah di Kolaka yang sulit untuk mendapatkan air bersih untuk mandi, cuci, dan kakus apalagi untuk minum.

Wilayah yang sulit mendapatkan air bersih di Kolaka itu sebagian besar merupakan wilayah hasil reklamasi air laut ataupun rawa. Ada banyak perusahaan di Kolaka yang bergerak pada industri pengolahan air minum, contohnya CV. Karunia Agung Sejahtera.

Dalam sampel, CV. Karunia Agung Sejahtera bersama lima perusahaan industri air minum yang lain di Sulawesi Tenggara memiliki nilai output sebesar Rp. 18,7 miliar dengan biaya input sebesar Rp. 16,5 miliar. Sehingga menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 2,2 miliar.

Nilai tambah tersebut tentu jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai tambah yang dihasilkan oleh industri pengolahan nikel di Sulawesi Tenggara pada tahun 2018.

Namun, industri pengolahan air minum berhasil memiliki efisiensi sebesar 88,17% lebih besar jika dibandingkan dengan efisiensi industri pengolahan nikel yang hanya mencapai 61,84% saja.

Kedua industri tersebut sangat penting pengaruhnya bagi Kolaka dan Sulawesi Tenggara, utamanya bagi pergeseran sedikit demi sedikit ketergantungan terhadap sektor primer.

Di zaman yang disebut-sebut zaman Revolusi Industri 4.0 ini, Kolaka pada khususnya dan Sulawesi Tenggara pada umumnya masih harus berjuang untuk tidak lagi bergantung pada sektor primer.

Perhatian terhadap sektor sekunder dan tersier yang dimiliki harus tetap dijaga, agar dapat beradaptasi dan bersaing dalam menghadapi Revolusi Industri kedepan (*)