"Jadi kami semua datang untuk memberikan dukungan terkait pengembangan SDM maupun berbagai program riset dan inovasi yang sedang dilakukan dan direncanakan di masa mendatang," ujarnya.

Mercy yang juga lulusan fakultas tersebut angkatan 1991, mengakui forum tersebut Forum tersebut sebenarnya digagas dalam perjalanan panjang pergumulan untuk membangun dan memajukan kampus tertua sekaligus menjadi barometer pendidikan di Maluku itu.

"Mudah-mudahan dari pertemuan ini ke depan bisa menghasilkan MoU dengan pihak PLN, termasuk membantu pengalihan asetnya yang telah diputihkan untuk dijadikan sarana pelatihan dan praktek mahasiswa di fakultas ini," katanya.

Sedangkan Direktur Bisnis Regional Sulmapana Adi Priyanto memandang pertemuan tersebut sangat penting bagi kedua belah pihak, terutama bagaimana bisa saling berbagi dan berkolaborasi bersama di masa mendatang dalam beberapa hal mendasar, antara lain penandatanganan nota kesepahaman tentang knowledge sharing.

"Kami tentu berkeinginan untuk bisa membina pengembangan SDM terutama dalam keilmuan kelistrikan dengan Fakultas Teknik Unpatti sebagai salah satu fakultas tertua di Indonesia Timur. Ini tentunya bisa segera kita tidak lanjuti karena kalau tidak, nanti dalam perjalanan bisa terjadi hal-hal lain termasuk lupa," katanya.

Oleh karena itu dia berharap bahwa MoU bisa segera ditandatangani serta ditindaklanjuti dengan pembuatan program apa yang bisa dikerjasamakan antara pihak PLN dan Unpatti.

Priyanto mengakui, dirinya secara tidak sengaja membawa kru dalam jumlah besar, bahkan tidak menduga akan menjadi pertemuan besar yang mempertemukan banyak tokoh penting, sekaligus berharap kehadiran mereka tidak sia-sia dan dapat menghasilkan suatu keputusan penting bagi pembangunan dan pengembangan kemajuan fakultas teknik di masa mendatang.

Menyangkut permintaan peralatan, pihaknya menyatakan hal itu bisa segera dilakukan mengingat banyak peralatan yang rusak dan akan diputihkan. "Namun karena ini milik perusahaan nanti saya akan menyurati pimpinan agar kiranya mesin rusak tetapi masih bisa diperbaiki dapat dihibahkan untuk dijadikan showcase dan bahan ajar untuk praktek mahasiswa, daripada diputihkan dan dijual sebagai besi tua," tegasnya.

Deputi I KSP Febry Tetelepta mengaku "dibajak" Mercy Barends usai menghadiri peresmian operasional pembangkit listrik kapal atau Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1, di Negeri Waai, Pulau Ambon, untuk hadir di kampus tersebut.

"Tetapi dalam forum ini bahwa apa yang disampaikan Direktur Bisnis PT. PLN saya pastikan harus jalan. Saya akan kawal karena kebetulan PLN menjadi mitra dalam koordinasi dengan Depiti I SKP yang membidangi BUMN," tegasnya.

Dia meminta Dekan fakultas teknik Unpatti untuk segera menyampaikan rencana kerja sama dan kebutuhan sehingga dirinya sesuai kewenangan dapat mengumpulan BUMN terkait di kantor KSP untuk menandatangani MoU secara bersama-sama terkait praktek dan pelatihan mahasiswa di masung-masing BUMN.

"Saya tidak ingin berlama-lama. Timeline bagi saya sangat perlu sehingga seluruh perencanaan dapat terukur. Khusus menyangkut pendidikan silahkan disampaikan ke Deputi II yang membidanginya, dan saya akan mengawalnya jika sudah masuk dalam program infrastruktur terutama di Kementerian PU khususnya di Departemen Citpa Karya," katanya.

Dia menjamin seluruh rencana kerja sama antara Fakultas Teknik Unpatti dengan berbagai perusahaan terutama yang berada di bawah koordinasi Deputi I KSP akan 100 persen berjalan, bagi kemajuan Maluku di masa mendatang (*)

Editor : Redaksi