BERITABETA.COM, Ambon – Anggota Komisi VII,  DPR RI Dapil Maluku Mercy Chriesty Barends memastikan kesiapan pasokan energy listrik di Kota Ambon sebagai salah satu syarat untuk mendukung program Ambon New Port dan Program Lumbung Ikan Nasional (LIN) sudah aman.

Kebutuhan energi listrik ini menjadi salah satu syarat, kenapa Pulau Ambon dipilih pemerintah sebagai pusat program LIN di Maluku. Kesiapan energy ini tentu sangat vital, karena akan berkaitan dengan masalah ekspor dan import.

“Kebutuhan energy listrik ini menjadi salah satu kriteria yang ditetapkan, sehingga bila selama ini ada pertanyaan, kanapa Kota Ambon dan Maluku Tengah atau Pulau Ambon ini menjadi pusat LIN, itu karena kesiapan infratruktur disini sangat memungkinkan, salah satunya adalah kesiapan energi,” kata Mercy kepada wartawan usai menggelar pertemuan dengan jajaran Pemkot Ambon di Balai Kota, Selasa (23/2/2021).  

Ia menjelaskan, untuk menjemput program-program berskala nasional yang ditetapkan pemerintah ke Maluku itu, salah satu langkah yang dilakukan adalah memastikan semua kesiapan itu.

Untuk itu, kata dia, kehadirannya di Ambon tak lain untuk melakukan koordinasi dan mastikan semua kesiapan yang ada, termasuk membahas masalah energi listrik di Ambon dengan pihak PT. PLN Wilayah Maluku dan menyerap aspirasi dari Pemerintah Kota Ambon.

“Kamarin kita sudah membahas masalah kesiapan energy di Kota Ambon bersama PLN, salah satu kendala yang mengemuka adalah akan berakhirnya masa kontrak Kapal Pembangkit Listrik atau Marine Vessel Power Plant (MVPP) yang beroperasi di Ambon sejak 1 April 2017,” urai Mercy.

Dikatakannya, sesuai dengan Commercial Operation Date (COD) atau Tanggal Operasional,   MVPP Yasin Bey ini dimulai pada 1 April 2017 dan akan berakhir di April tahun 2022.  Terkait masalah ini, pihaknya (Komisi VII) bersama pemerintah telah membicarakan sejumlah opsi untuk mengatasi masalah ini. Opsi-opsi itu diambil untuk memastikan pasokan energi listrik di Pulau Ambon tetap stabil dan tidak akan berkurang.

Enam opsi itu antaranya, kembali memperpanjang kontrak dengan Karadeniz Powership Yasin Bey perushaan asal Turki sebagai pemilik MVPP yang selama ini menyediakan pasokan listrik ke Pulau Ambon sebesar 120 Mega Watt (MW).

Kemudian opsi kedua adalah merelokasi mobile power plant (MVPP) dari Jeranjang, Lombok, Mataram, yang ketiga pemindahan dari Supa Pare-pare dan yang keempat adalah menyewa PLTD.

“Menyewa PLTD ini mungkin opsi yang paling terakhir. Karena kita juga masih ada tambahan informasi dua opsi, yang baru disampaikan oleh Dirjen Kelistrikan, Pak Dirham Ulyana, kemungkinan opsi lain itu berupa pemindahan MVPP dari Pontiakan dan dari Kolaka,”urainya.  

Menurut Mercy, Kota Ambon dari sisi kesiapan energi untuk pengembangan Ambon New Port dan program lainnya cukup memadai, bahkan Kota Ambon merupakan satu dari empat kota di Indonesia yang memiliki kepasitas energy listrik yang sudah mendekati di atas 150 megawatt (MW).

“Untuk itu, apapun opsi yang akan diambil nanti sebagai upaya mengatisipasi masalah kelistrikan di Kota Ambon dalam menjemput program-program strategis nasional ini, jangan sampai akan berpengaruh ke masalah daya dan harus lebih efesien,” jelasnya.

Mercy juga mengatakan, selain menyiapkan pasokan energi listrik melalui opsi-opsi di atas, saat ini Maluku juga sudah punya Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Ambon Peaker berkapasitas 30 MW. Dan di tahun 2022 akan COD lagi Ambon Peaker PLTMG yang kedua dengan kapasitas 50 MW.

“Ini semua tidak main-main. Di Indonesia ini hanya ada beberapa kota yang memiliki kapasitas energi listrik di atas 150 MW. Salah satunya adalah Kota Ambon. Dan saya tidak peduli, karena Maluku ini akan menjadi kawasan unggulan Nasional,  baik migas, perikanan dan lainnya. Makanya kita kerja tidak bisa setengah-setangah untuk mewujudkan semua ini,” tandas Anggota Banggar DPR RI ini (BB-DIO)