BERITABETA.COM, Namlea – Wakil Ketua DPRD Buru, Djalil Mukaddar  mendesak jajaran Polres Pulau Buru agar menindak tegas pemilik pangkalan Bahan Bakar Minyak [BBM] yang berlaku nakal dengan sengaja menimbun BBM jenis minyak tanah [mitan].

Desakan ini disampaikan politisi PKB itu, menyusul telah terjadi kelangkaan mitan yang membuat masyarakat setempat kesulitan mendapatkan mitan.

"Kami berharap sungguh pihak Disperindag dan pihak terkait, khususnya kepolisian agar menindak tegas pelaku peninbunan mitan terutama agen dan pemilik pangkalan yang mendistribusikan mintan kepada pihak yang tidak bertanggungjawab," pinta Djalil Mukaddar di kepada media ini di Namlea, Sabtu malam (23/4/2022).

Ia mengatakan, DPRD Kabupaten Buru sangat menginginkan adanya langkah tegas seperti itu. Bahkan  polisi harus memanggil para agen dan pemilik pangkalan BBM karena ada indikasi penimbunan minyak tanah.

"Terjadi kenaikan harga minyak tanah seperti ini pasti ada penimbunan atau tidak sesuai peruntukan ,"imbuh Djalil.

Ia mengaku, DPRD Kabupaten Buru telah menemukan fakta di lapangan bahwa setiap hari terjadi antrian panjang masyarakat yang hendak membeli minyak tanah.

“Sudah antri, harganya pun melambung dari patokan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp.4.050 per liter,” keluhnya.

Informasi yang diperoleh para wakil rakyat ini juga menyebutkan, minyak tanah yang masuk di agen/pangkalan sebanyak 10 s/d 20 drum, namun yang didistribusi kepada masyarakat hanya separuhnya.

"Yang sisa lagi entah dikemanakan. Ini yang harus diselidiki oleh pihak-pihak terkait," pinta Djalil.

Mukaddar menegaskan, terjadi kelangkaan BBM khususnya minyak tanah bersubsidi di Namlea, Ibukota Kabupaten Buru.

Masyarakat mendapatkan minyak tanah dengan susah payah dan sangat langka dengan harga Rp.8000 sampai dengan Rp.10000 per liter. Padahal harga eceran tertinggi [HET] yang dipatok di Kabupaten Buru hanya Rp.4050 per liter.

Untuk itu, DPRD Buru beberapa waktu lalu telah memanggil pihak terkait, yakni dari Pertamina dan wakil pemerintah dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Buru.

Dalam rapat tersebut Pertamina menjelaskan, sesungguhnya stok minyak tanah di Kabupaten Buru tidak pernah kurang.Dikeluarkan tiap hari sesuai stok yang tersedia dan kebutuhan itu sangat terpenuhi sampai selesai lebaran.

Namun herannya, selalu terjadi antrian panjang dan minyak tanah sulit didapat sehingga ada yang menjual dengan harga tinggi sampai Rp.10.000 per liter.

"Dari hasil penjelasan itu, kami berprediksi bahwa ada kenakalan oknum oknum agen dan pangkalan minyak tanah di Kabupaten Buru, sehingga kami pertegas kepada Kepala Disperindag untuk jangan lembek melakukan pengawasan," ungkap Djalil.

Djalil Mukaddar dan rekan-rekan di DPRD sempat menyoroti keras kepemimpinan Ifan Umasugi sebagai Kadisperindag Buru.

Soalnya, pejabat ini terkesan lembek dalam mengawal penyaluran minyak tanah oleh agen dan pangkalan BBM,  yang telah berakibat  kelangkaan serta kenaikan harga yang menyengsarakan rakyat.

"Kadisperindag Jangan lembek," tegasnya.

Jika nanti ditemukan ada pangkalan yang nakal, DPRD akan merekomendasikan kepada instansi terkait agar segera mencabut izin pangkalan minyak tanah yang bersangkutan.

“Setelah itu harus diproses sesuai hukum yang berlaku, biar ada efek jerah,"  tegasnya.

Terkait dengan penindakan hukum, jika ada pelanggaran seperti itu, kata Djalil,  sudah  tentu tugas  kepolisian untuk memproses dan mengamankan barang bukti minyak yang ditimbun atau dibawa ke tempat lain.

Beberapa warga masyarakat yang ditemui awak media juga merasa heran, sebab minyak tanah yang keluar dari Depot Pertamina Namlea saban hari sesuai dengan stok yang dijatah untuk Kabupaten Buru. Untuk Namlea mencapai 25.000 s/d 30000 liter per hari,tapi tetap saja minyaknya  langkah. 

Minyak itu keluar dari Depot Pertamina lalu didistribusikan agen ke pangkalan BBM yang berjumlah lebih dari 40 pangkalan yang diberikan secara  bergilir. Namun tetap saja langkah di pasaran.

Dari penelusuran awak media, hanya beberapa titik pangkalan BBM yang benar-benar menjual minyak tanah kepada masyarakat di Kota Namlea.

Misalnya, pangkalan BBM  di BTN Bukit Permai, satu pangkalan di perempatan jalan Depot Pertamina, satu pangkalan di Kompleks Pilar, satu pangkalan di dekat SDN 2, satu pangkalan di Jikubesar, satu pangkalan di dekat pelabuhan dalam kota, satu pangkalan di kampung buru, dua pangkalan di dekat kantor pos, dan satu pangkakan di Jikukecil (*)

Pewarta : Abd. Rasyid