BERITABETA.COM, Ambon — Museum Siwalima milik Provinsi Maluku mengagendakan akan meneliti mengenai tata cara dan tradisi berbusana tradisional di 11 kabupaten/kota di Maluku.

Penelitian itu dilakukan untuk mengumpulkan lebih banyak informasi dan pengetahuan terkait tradisi berbusana tradisional di Maluku. Penelitian tersebut sekaligus dijadikan sebagai literatur dan catatan 'budaya bapake' di Museum Siwalima.

"Maluku memiliki banyak dan beragam busana tradisional, penggunaan dan tata cara memakainya pun berbeda-beda. Karena itu, kami tahun depan melakukan riset dan survei terkait pakaian daerah," ujar Kepala Museum Siwalima Provinsi Maluku Jean Esther Saiya seperti dikutip dari Antara, Kamis (30/12/2021).

Jean mengaku, penelitian yang akan dilakukan itu melibatkan perguruan tinggi, lembaga riset, budayawan, ahli sejarah dan antropolog di Maluku. Kolaborasi penelitian lanjut dia akan menjadi catatan penting sebagai penyediaan informasi yang beragam bagi generasi milenial.

"Tradisi dan budaya bapake sudah jarang diketahui oleh generasi milenial kita. Kurangnya transfer informasi dan pengetahuan mengenai kebudayaan daerah kepada mereka juga harus menjadi perhatian kita," katanya.

Dia membeberkan, penelitian mengenai busana tradisional bukanlah kali pertama yang dilakukan oleh Museum Siwalima. Dua tahun lalu kata dia, Museum Siwalima juga meneliti tentang tradisi menenun, pewarnaan, simbol-simbol dan gambar yang digunakan pada kain tenun dari Kabupaten Kepulauan Tanimbar [KKT] dan Kabupaten Maluku Barat Daya [MBD].

Penelitian itu berkolaborasi dengan budayawan, akademisi sejarah Maluku dan pakar antropologi dari Universitas Pattimura [Unpatti] Ambon, serta arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku.

"Ini bukan pertama kalinya kami melakukan riset terkait pakaian tradisional, kami pernah melakukan penelitian bersama mengenai kain tenun di Maluku untuk menambah literatur di Museum Siwalima," pungkasnya. (BB)

Editor : Redaksi