Pengolahan Emas Ilegal di Widit Kabupaten Buru Ancam Cemari Ratusan Hektar Sawah
"Salah satu petani penggarap sawah yang arealnya memanfaatkan irigasi yang aliran airnya dekat dari lokasi olahan emas ilegal di Desa Widit mengaku galau, tapi tidak bisa berbuat apa-apa menerima kenyataan ancaman limbah tambang B3"
BERITABETA.COM, Namlea - Aktifitas pengolahan emas ilegal menggunakan sistim tong di Desa Widit, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Maluku, terancam mencemari ratusan hektar sawah dengan limbah beracun.
Ancaman itu kini sudah di depan mata, karena limbah tong bercampur Bahan Berbahaya Beracun (B3) dibuang sembarangan. Lokasi tong sangat dekat dengan sungai dan saluran irigasi yang jaraknya kurang dari seratusan meter.
Hasil pantauan sejumlah awak media, puluhan buah tong yang beroperasi tidak jauh dari pemukiman warga di Desa Widit itu tersebar di beberapa lokasi.
Ada yang mengoperasikan dua buah tong, tiga tong, empat tong dan enam tong. Pengolahan emas sistim tong Desa Widit itu turut menggunakan Bahan Berbahaya Beracun (B3).
Salah satunya Asam Sianida (CN) yang dengan leluasa diperjual belikan di kawasan lokasi tambang Gunung Botak.
Beberapa pekerja yang ditemui awak media di TKP, dengan enteng mengatakan, kalau kegiatan pengolahan emas ilegal itu sudah mendapatkan izin.
Bahkan diakui mereka, konon dibeking sejumlah oknum aparat, tanpa menyebut nama oknum tersebut dari kepolisian atau dari TNI. Malahan para pekerja dengan berani menyebutkan kalau usaha pengolahan emas itu sudah berlangsung lama.
Pengakuan para pekerja turut dibenarkan beberapa warga masyarakat yang mewanti-wanti agar nama mereka tidak disebutkan.
Kata warga, akibat limbah tong yang mengandung B3 itu dibuang sembarangan, konon sudah ada ternak yang mati akibat tidak sengaja mencari makan di sekitar lokasi olahan tong.
Salah satu pekerja juga tidak menyangkal kalau sudah ada ternak warga yang mati.
Karena itu, dalam salah satu karton manila yang berisi daftar piket para pekerja di olahan emas sistim tong, yang berjaga malam dari pukul 24.00 wit sampai pagi hari pukul 06.00 wit, sudah diberi catatan agar mengantisipasinya.