BERITABETA.COM, Surabaya – Kampanye akbar dan pidato kebangsaan calon presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/4/2019) berlangsung dengan sejumlah kejutan. Terutama, kehadiran dua tokoh nasional yang tampil berpidato dan menyatakan alasan bergabung dengan Prabowo . Keduanya adalah Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Gatot diberikan kesempatan berbicara seusai Prabowo menyampaikan pidato kebangsaannya. Mantan Panglima TNI ini menyebut saat ini banyak jabatan strategis di TNI diisi oleh orang-orang yang bermasalah. Namun, ia tidak menyebut secara spesifik jabatan strategis apa yang dimaksud. “Dan orang-orang yang bermasalah menempati jabatan-jabatan strategis,” ujar Gatot.

Awalnya Gatot menuturkan sejumlah persoalan yang tengah dialami oleh TNI saat ini. Dalam pidatonya, Gatot menyampaikan sejumlah permasalahan terkait sektor nasional dan internasional.

Ia menyinggung persoalan anggaran TNI saat ini yang dinilai terlalu kecil. Kemudian ia membandingkan besaran anggaran yang diterima Polri. Selain itu Gatot juga mengkritik masalah pencopotan jabatan di struktur TNI. Di sektor internasional, Gatot menekankan soal global citizen atau penduduk global yang harus diwaspadai.

Gatot menilai bahwa anggaran TNI saat ini berada dalam situasi yang kritis.  Ia mengatakan anggaran sekitar Rp 6 triliun mengecilkan institusi TNI.

“Saya tidak menyalahkan siapapun juga, tapi sekarang ini saya perlu informasikan karena saya mantan panglima TNI, semuanya benar-benar saja tapi ini dari segi anggaran mengecilkan Tentara nasional indonesia,” ucapnya.

Ia mengatakan, Prabowo meminta dirinya hadir melalui telepon untuk berbicara terkait beberapa permasalahan yang tengah dihadapi bangsa ini. “Saya datang ke sini tidak ada lain karena Merah Putih, negara dan bangsa memanggil, untuk negara dan rakyat Indonesia, atas telepon dari beliau, Pak Prabowo, meminta saya hadir untuk bicara masalah kebangsaan di sini,” ujar Gatot.

Harapan ke Jokowi Tidak Terlaksana

Sedangkan tampilnya mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menjadi kejutan pada kampanye akbar Prabowo Subianto di yang digelar di Dyandra Convention Center, Surabaya itu.  Dahlan muncul untuk mendukung Prabowo yang berduet dengan Sandiaga S Uno di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Dahlan juga menyampaikan pidato dalam kampanye itu. Mantan direktur utama PLN itu menuturkan bahwa dirinya pada Pilpres 2014 memilih Joko Widodo.

“Waktu itu (2014, Red) saya berharap banyak karena Pak Jokowi punya program besar yang disebut Revolusi Mental. Juga waktu itu Pak Jokowi punya program hebat berupa pertumbuhan ekonomi yang tinggi,” tutur Dahlan di hadapan ribuan pendukung Prabowo – Sandi.

Dahlan mengaku sangat berharap agar Jokowi dalam masa kepemimpinannya bisa mengerek pendapatan per kapita hingga USD 7 ribu per tahun.

“Karena lima tahun yang lalu pendapatan per kapita sudah USD 5 ribu per tahun, jadi wajar saya berharap lima tahun kemudian jadi tujuh ribu dan lima tahun (berikutnya) jadi sembilan ribu,” tuturnya.

Menurut Dahlan, Indonesia jadi negara besar dan jaya jika pendapatan per kapitanya mencapai USD 7.000 per tahun. “Namun itu tidak terlaksana,” ujarnya disambut aplaus.

Karena itu Dahlan menjatuhkan pilihannya kepada Prabowo-Sandi. Dia menegaskan, keputusan politiknya sama sekali bukan karena masalah pribadinya. “Bukan karena mempertimbangkan nasib saya selama lima tahun terakhir. Itu saya anggap sebagai risiko saya sebagai pengabdi. Seperti juga risiko Pak Jokowi menjadi presiden difitnah selama 4,5 tahun, bahkan seperti juga Pak Prabowo yang difitnah selama 17 tahun,” katanya.

Selain itu, Dahlan juga berusaha menampung aspirasi pendukungnya. Dia menceritakan, pada Pemilu 2014 para pendukungnya yang dikenal dengan sebutan Dahlanis mendukung Prabowo.

Namun, Dahlan memilih mendukung Jokowi. “Karena program-program itu. Sekarang, pemilu tahun ini ganti saya yang ikut pimpinan Dahlanis se-Indonesia itu,” pungkasnya.

Hadir dalam pidato kebangsaan tersebut para petinggi Badan Pemenangan Nasional (BPN) antara lain, Fuad bawazier, Dahnil Anzar Simanjuntak, Sudirman Said, Sufmi Dasco Ahmad, Ahmad Riza Patria, Eddy Soeparno dan Priyo Budi Santoso.

Selain itu hadir pula beberapa tokoh nasional antara lain mantan menteri koordinator bidang kemaritiman Rizal Ramli, mantan ketua KPK Bambang Widjojanto, mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai, mantan wakil menteri Pertahanan (Wamenhan) Syafrie Sjamsoeddin dan mantan wakil gubernur Jawa Tengah Rustriningsih.

Sebelumnya, Calon presiden RI nomor urut 02, Prabowo Subianto memperkenalkan sejumlah nama orang-orang yang akan membantunya di pemerintahan jika menang di Pilpres 2019. Nama-nama sejumlah tokoh pun masuk dalam daftar tersebut, di antaranya mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, Fadli Zon, Rocky Gerung hingga Dahnil Anzar. (BB-DIO)

Sumber : Serambinews.com/Jpnn.com