PKS Malteng Gelar Flash Mob Tolak Kenaikan Harga BBM
BERITABETA.COM, Masohi - Sejumlah kader Partai Keadilan Sejahtera [PKS] Maluku Tengah [Malteng] menggelar aksi flash mob di Kota Masohi, tepatnya di di Tugu Bundaran, pada Minggu (11/9/2022).
Aksi flash mob itu digelar sebagai bentuk penolakan PKS Malteng terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diputuskan pemerintah pada Sabtu 3 September 2022.
Flash mob ini digelar dengan membentangkan poster dan spanduk sekitar 30 menit mulai pukul 09.45 – 10.15 WIT dan dihadiri beberapa anggota DPRD Malteng asal PKS masing-masing, Arman Mualo, Musriadin Labahawa dan Hairudin.
Ketua DPD PKS Malteng yang juga aleg DPRD Arman Mualo mengatakan, melalui Fraksi PKS di DPR RI, PKS telah menyatakan sikap menolak kenaikan harga BBM subsisi.
“Lewat aksi flash mob ini, PKS ingin menyampaikan pesan-pesan sosial kepada masyarakat yang berada di kota Masohi dan sekitarnya, bahwa PKS akan terus berjuang bersama rakyat termasuk menolak kenaikan harga BBM,” katanya.
Mualo berpendapat bahwa kenaikan BBM sangat berpengaruh terhadap semua harga-harga barang, ongkos produksi maupun transportasi.
“Masyarakat masih dalam keadaan pemulihan ekonomi, kemudian dihadapakan dengan kebijakan kenaikan harga BBM, tentunya ini menjadi pukulan bagi masyarakat,”tutur Mualo.
Mualo juga berharap aksi flash mob ini bisa menyampaikan pesan kepada pemerintah agar bisa meninjau kembali kebijakan tentang kenaikan harga BBM bersubsidi.
Hal senada juga disampaikan oleh Musriadin Labahawa. Aleg PKS DPRD Malteng ini mengatakan kenaikan harga BBM adalah kebijakan pemerintah yang tidak populis dan menyengsarakan masyarakat.
Menurutnya, masyarakat saat ini merasakan dampak yang cukup serius akibat kenaikan BBM bersubsidi tersebut.
“Secara politis, PKS ada bersama masyarakat untuk menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM,” ungkap Labahawa.
Haerudin, aleg PKS DPRD Malteng lainnya juga mengatakan saat ini negara baru saja selesai diperhadapkan dengan persoalan Covid-19 yang mempengaruhi tatanan perekonomian Indinesia.
“Jika pemerintah kembali menaikkan harga BBM, artinya juga akan berpengaruh kepada roda ekonomi di masyarakat,”tutur Haerudin (*)
Pewarta : Edha Sanaky