Masalah lainnya, tambah Mercy, adalah soal distribusi guru dan tenaga pengajar. Di mana, isu yang sangat besar sekali dalam pertemuan kemarin adalah guru Aparatur Sipil Negara (ASN) ditarik dari sekolah-sekolah swasta.

"Begitu besar sekali keresahan dan kegelisahan dari sekolah-sekolah swasta mulai dari SD, SMP, dan SMA, termasuk Perguruan Tinggi Swasta. Semuanya ditarik dan dikembalikan ke sekolah-sekolah negeri dan Perguruan Tinggi Negeri," bebernya.

Berdasarkan data yang dimiliki, kata Mercy, rasio perbandingan antara sekolah negeri sampai dengan Perguruan Tinggi Negeri, dengan sekolah swasta sampai dengan Perguruan Tinggi Swasta, yang swasta jauh lebih besar dari pada yang negeri. Di mana, yang negeri jumlahnya 2.000-an, sementara yang swasta jumlahnya 3.200 sekian.

"Sedangkan angka akreditasi untuk sekolah-sekolah yang ada ini, kalau gabung antara akreditasi A dan B, yang unggul dan yang baik itu mungkin hanya sekitar 30-an persen. Sementara 67 persen itu non status atau tidak punya akreditasi," tutur Mercy.

"Jadi, ini kita memang harus bekerja keras untuk meningkatkan kualitas mutu sekolah kita ke depan, sehingga bisa lebih kompetitif untuk bisa menghasilkan produk-produk keluaran dari setiap sekolah dan Perguruan Tinggi yang bermutu dan berdaya saing," tutupnya (*)

Editor : dhino.p