BERITABETA.COM, Bula — Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Vertical Rescue Indonesia (VRI) tuntas membangun jembatan gantung sepanjang 120 meter yang membetang di Sungai Talla, Kecamatan Kilmuri, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).

Pembangunan jembatan itu dilakukan untuk menjawab keterisolasian akses transportasi yang dialami masyarakat di Desa Selor dan Desa Missing.

Rampungnya jembatan di Kilmury ini membuat sejumlah warganet angkat bicara melalui media social Facebook.

Salah satu warga Kilmury, Husni E. Sokanfuty dalam postingan facebook-nya mengunggah dua foto jembatan yang baru selesai dibangun itu.

Dalam postingnya itu, Husni mengungkapkan, rampungnya pembangunan jembatan sepanjang 120 meter itu melengkapi jumlah sebanyak 1000 jembatan gantung Indonesia yang telah rampung dibangun. Dan jembatan Sungai Talla merupakan  jembatan pertama yang dibangun di kabupaten penghasil minyak bumi itu.

"Terima kasih kepada TNI, Tim Ekspedisi 1000 Jembatan Gantung Indonesia, Koramil Geser, Babinsa se-Kecamatan Kilmury, masyarakat Selor dan Mising, serta semua pihak yang telah membantu. Mana Pemda dan Pemprov punya?" tulis Husni E. Sokanfuty menyentil.

Diketahui postingan milik Husni E. Sokanfuty itu ikut dibagikan oleh akun Lajumaris Sokametan dalam grup facebook New Pilar SBT Progresif.

Sedana dengan Husni, Lujumaris juga  mempertanyakan perhatian Pemerintah Daerah (Pemda) SBT dan Pemprov  Maluku terhadap pembagunan di  kecamatan yang terisolir itu. Menurutnya Pemda SBT dan Pemrov Maluku hanya menebar janji tanpa tindakan.

"Mana Pemda SBT dan Pemprov Maluku punya? Banyak bicaraa saja tapi kerja nol. Bravo TNI yang terbaik" tulis akun Lajumaris Sokametan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua VRI Regional Maluku, M. Azis Tunny kepada beritabeta.com mengatakan, program membangun jembatan gantung di Kilmury ini merupakan kegiatan lanjutan antara pihaknya bersama TNI.

Sebelumnya, kata Azis, VRI bekerjasama dengan Korem 151/Binaiya telah membangun dua jembatan gantung di Desa Neath dan Desa Liang, Kecamatan Leksula, Kabupaten Buru Selatan, tahun 2020 lalu.

Dua jembatan itu dibangun melintasi sungai Nalbesi dengan panjang bentangan jembatan di desa Neath sejauh 80 meter, dan di desa Liang bentang jembatannya 60 meter.

"Jembatan yang dibangun oleh VRI dan TNI ini karena adanya permintaan masyarakat, dan setelah kami survey memang menjadi kebutuhan sangat urgent dan mendesak bagi masyarakat," ungkap Azis Tunny seusai bersama Danrem 151/Binaiya melepas Tim Ekspedisi 1000 Jembatan Gantung Untuk Indonesia yang akan bertolak menuju Pulau Seram, Selasa (6/4/2021).

Menurut Azis, tanpa adanya sebuah jembatan, masyarakat sangat kesulitan saat menyeberangi sungai, apalagi ketika musim hujan. Banyak anak-anak dan perempuan terpaksa harus menantang maut, hanya untuk bisa menyeberangi sungai.

"Sungai yang dibangun jembatan ini setiap hari dilintasi masyarakat, termasuk oleh anak-anak yang pergi dan pulang sekolah ke desa tetangga. Kondisi kemudian menjadi sangat berbahaya, apabila arus sungai meluap dan deras saat musim hujan. Namun masyarakat tidak punya pilihan lain, selain harus menyeberangi sungai," ujarnya.

Ia berharap, dengan dibangunnya jembatan gantung ini, akan bisa membantu masyarakat setempat.

"Kegiatan ini bisa berjalan karena adanya dukungan dari pihak TNI, terkhususnya Pak Danrem 151/Binaiya," ungkapnya.

Kegiatan pembangunan jembatan gantung ini, lanjut Azis, bermula dari adanya video amatir yang beredar luas di sosial media, dan menunjukkan masyarakat harus menantang maut untuk bisa menyeberangi sungai. Video amatir, baik di Buru Selatan maupun di Kilmuri SBT ini kemudian mendapat perhatian publik, karena mendapat publikasi luas juga dari media (*)

Pewarta : Azis Zubaidy

Editor : Redaksi