Viral, Ridwan Saidi Sebut Saparua Dulu Miliki Tentara Tangguh di Asia Tenggara, Benarkah?
BERITABETA.COM, Ambon – Sebuah video penuturan sejarah yang disampaikan politisi dan budayawan asal Betawi, Ridwan Saidi menjadi viral di media social Facebook. Dalam video berdurasi 2 menit, 1 detik itu, Ridwan Saidi yang biasa disapa Babe ini mengulas ketangguhan tentara Saparua yang disebut terhebat di Asia Tenggara pada tahun 1540 – 1550.
“Saya ingin singgung juga Saparua. Saparua itu bukan kerajaan dia adalah zona ekonomi, tapi tentaranya terhebat di Asia Tenggara,” ungkap Budayawan kelahiran Jakarta, 2 Juli 1942 dalam wawancara bersama Vasco dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube.
Ridwan menjelaskan, dibandingkan Kerajaan Mataram, Saparua memiliki serdadu yang sangat kuat di luat pada zaman itu. Sedangkan Mataram menguasai darat. “Armadanya hebat punya,” kata Babe.
Kehebatan tentara Saparua, lanjut Babe, bahkan tidak bisa disandingkan dengan China saat itu. “Waktu itu China belum ada ape-apenye. Ame Saparua ngak ada ape-apenye,” cetusnya dengan dialeg Betawi.
Babe menuturkan, seperti yang diriwayatkan pelaut dan penulis Portugis di abad ke-16, Ferdinand Mendes Pinto, kalau ada kerajaan-kerajaan Indo China saling bertikai, seperti Champa melawan Khmer, Khmer melawan Siam, atau Siam melawan Laos, saat itu masing-masing kerajaan itu minta bantuannya ke Saparua untuk diamankan.
“Damaikanlah negeri kami, tentramkanlah negeri kami, lantas Saparua mengirim pasukan kesana,” beber mantan anggota DPR Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada tahun 1977-1987 itu.
“Apakah ini ada dalam kitab sejarah yang diajarkan kepada para murid di Indonesia? Kaga ada. Itulah saya terpanggil untuk menyampaikan ini semua, bahwa Indonesia Negara hebat. Dipandang betul di Asean,” sambungnya.
Ia menambahkan, kisah ini merupakan kasaksian Mendes Pinto tentang Saparua. Tidak heran kemudian, Saparua menghasilkan tokoh seperti “beta Pattimura’.
Seperti diketahui, meskipun secara terang-terangan Babe Ridwan Saidi mengulas tentang ketangguhan tentara Saparua di zaman itu, namun banyak pula yang belum percaya dengan apa yang disampaikan itu.
Selain selama ini, belum ada penulisan sejarah terkait kedikdayaan Saparua dengan bala tentaranya saat itu, selama ini ulasan tentang sejarah Saparua masih minim, karena masih seputar peristiwa perang Pattimura pada tahun 1817 dan sekitarnya.
Meski demikian, Babe dikenal pernah mengelurkan sejumlah statemen yang dinilai kontroversi oleh sejumlah sejarawan Indonesia. Sebut saja, peryataannya terkait Kerajaan di Indonesia.
Misalnya, pernah menyebut Kerajaan Sriwijaya fiktif, dan juga menyatakan Kerajaan Galuh di Ciamis tidak ada. Polemik itu bermula dari pernyataan Ridwan soal Ciamis dan Kerajaan Sunda Galuh dalam Video berdurasi 12 menit 31 detik dengan judul 'GEGEER !! TERNYATA KERAJAAN KERAJAAN DI INDONESIA SANGAT DITAKUTI DI DUNIA' yang diunggah akun Macan Idealis 12 Februari 2020.
Akun ini pula yang mengunggah video Ridwan Saidi soal Kerajaan Sriwijaya fiktif.
"Saya mohon maaf dengan saudara dari Ciamis. Di Ciamis itu nggak ada kerajaan, karena indikator eksistensi kerajaan itu adalah indikator ekonomi. Ciamis penghasilannya apa? Pelabuhannya kan di selatan, bukan pelabuhan niaga, sama dengan pelabuhan kita di Teluk Bayur, bagaimana membiayai kerajaan?" ujar Ridwan saat itu.
Sementara sumber yang dipakai Babe dalam menceritakan ketangguhan tentara Saparua ini yakni Ferdinand Mendes Pinto, juga belum bisa dipastikan kebenarannya.
Seperti yang dikutip beritabeta.com di wikipedia.org, sosok Ferdinand Mendes Pinto juga dikenal dengan sebutan Fernao Mendes Pinto.
Ia adalah seorang penjelajah dan penulis Portugis. Perjalanannya dicatat dalam memoar otobiografinya, Ziarah (Portugis: Peregrinação) tahun 1614.
Keakuratan sejarah dari karya tersebut masih dapat diperdebatkan karena banyaknya peristiwa yang tampaknya dibuat-buat atau setidaknya dilebih-lebihkan.
Ferdinand akhirnya mendapat julukan "Fernão Mentes Minto" (permainan kata dengan kata kerja Portugis mentir 'kebohongan'."Fernão, berarti, apakah Anda berbohong? aku bohong.") (BB-DIO)