Awalnya melalui buah pikiran, kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan beberapa kali uji coba tentang penggunaan arang aktif untuk memurnikan air yang tercemar merkuri dan asam cianida.

Uji coba ini, lanjut dia, menggunakan enam bahan yang telah diolah menjadi arang aktif dengan perlakuan yang sama terhadap air yang telah tercemar.

“Enam bahan uji coba arang aktif itu termasuk diantaranya berasal dari batang pohon kayu putih, tempurung kelapa, kayu pohon sakura, dan kayu pohon agatis,”sebutnya.

Abdul Gani mengaku, setelah melakukan serangkaian uji coba berulang kali, ia telah menemukan arang aktif dari pohon kayu putih yang memiliki nilai plus untuk Absorben Merkuri dan Asam Cianida di air.

Adapun pada urutan kedua, arang aktif dari kayu pohon sakura. Sedangkan arang aktif dari tempurung kelapa di urutan ketiga.

Meskipun uji coba tersebut telah berhasil, tapi dia belum puas. Abdul Gani terus berkeinginan agar arang aktif hasil temuannya tersebut dapat diuji lagi di tempat lain yang lebih berkompeten.

Olehnya itu, ia berangkan ke Jakarta dan pergi ke Laboratorium B3 PSIKLH Puspitek Serpong, Tangerang, Banten.

Di sana, kata dia, hasil penelitian arang aktif dari enam bahan itu kembali diuji. Proses pengujian di laboratorium yang canggih itu berlangsung selama lima hari.

"Uji coba dari hari Senin dan selesai pada Jumat. Hasilnya, arang aktif dari pohon kayu putih yang terbaik mendaur air yang tercemar merkuri dan asam cianida,"terangnya.

Temuan arang aktif dari pohon kayu putih yang dapat dimanfaatkan sebagai  absorben merkuri dan cianida di air oleh ASN lingkup Pemkab Buru tersebut, sekarang banyak mendapat sorotan dan apresiasi positif dari berbagai kalangan peneliti dan pemerhati lingkungan.