Peneliti dari PRLTB BRIN di Jakarta, Dr Fitri Yola Amandita mengatakan, hasil uji coba arang aktif dari pohon kayu putih itu sangat berpotensi menjadi agen bioremediasi merkuri.

Fitri menjelaskan, penyerapan merkuri oleh arang kayu putih dapat mencapai 70 persen. Menurut dia, temuan tersebut merupakan sebuah terobosan baru.

Mengingat selama ini belum ada yang melakukan bioremediasi merkuri dengan menggunakan bahan tersebut.

Fitri mengatakan, kalau ia dan rekan-rekan sesame peneliti dapat berkolaborasi dengan Abdul Gani Pattilow, dan Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buru untuk terus melakukan bioremediasi merkuri di sana.

Temuan Abdul Gani Pattilow juga disambut positif oleh  Peneliti senior pada kampus Unpatti Ambon, Profesor Yusthinus T. Male.

Pakar kimia dan ahli lingkungan ini menilai, penelitian dengan topik strategi pengendalian pencemaran merkuri dan cianida pada tambang emas di Kabupaten Buru, yang menggunakan enam bahan termasuk sekam padi, ternyata yang paling unggul adalah arang aktif dari batang pohon kayu putih.

Menurut dia, temuan dari Abdul Gani Pattilow itu sudah dapat dibuat dengan menggunakan teknogi.

"Kita buat arangnya dengan ukuran tertentu, kemudian  dipacking dan digunakan arangnya sampai tiga empat kali, kemudian diganti dengan yang baru,"jelas Yusthinus menambahkan.

"Ini sangat luar biasa, sangat aplikatif dan berpotensi paten,"imbuhnya.