Benang Merah Para Pengkhianat
Padahal di zaman Rasulullah SAW, mereka bukanlah musuh utama Rasulullah. Musuh utama Rasulullah adalah kaum Quraisy. Sejumlah pertempuran sengit umat Muslim dengan suku Quraisy tercatat pertempuran paling seru dalam siroh nabawiyah.
Lantas mengapa Al - Qur'an hanya mengabadikan kisah umat Islam berhadapan dengan Yahudi, sementara cerita suku Quraisy dalam surah Quraisy hanya bertutur perjalanan dagang mereka ?
Bukankah Quraisy adalah musuh utama Rasulullah harusnya mendapatkan porsi yang lebih besar ? Jika memang Yahudi bukanlah musuh terkuat Rasulullah lalu mengapa mereka mendapat perhatian paling banyak dalam kitabullah ini ?
Inilah salah satu mukjizat itu ! Bahwa Al - Qur'an tidak berbicara hanya di zaman Rasulullah. Sebuah isyarat sedang Allah kirimkan bagi umat Rasulullah selanjutnya.
Allah membiarkan mereka tak lenyap utk membuktikan kebenaran setiap kata bahkan huruf dalam kitab suci Muslimin.
Bani Nadhir mempunyai kepercayaan diri sangat tinggi. Benteng yang tak tertembus, tebal, kokoh berlapis - lapis. Penjaga, pasukan, senjata, harta dan kebun yang sangat rapat mengelilingi mereka.
Para ulama tafsir mengatakan, keyakinan Yahudi saat itu mantap betul dan kokoh menghadapi kaum Muslimin. Mereka sangat percaya diri dengan pertahanan mereka.
Percaya diri mereka sampai pada level tak beradab kepada Allah. Mereka yakin seyakin - yakinnya bahwa benteng mereka tak akan tertembus bukan saja oleh kaum Muslimin bahkan Tuhan sekalipun.
Pernah mendengar kata - kata semisal ini ? Bahasa ini tercipta sudah dari zaman mereka hadir di bumi ini.
"Merekapun yakin, bahwa benteng - benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah” (QS : Al - Hasyr 59 : 2 ).
Kesombongan ini berujung pada kekalahan yang teramat sangat hina. Mereka keluar dengan kepala - kepala tertunduk dari balik tembok pertahanan. Saking tamaknya mereka, tak perlu tangan kaum Muslimin.
Rumah - rumah mereka hancurkan dengan tangan - tangan mereka sendiri. Pemandangan ini Allah lukiskan dalam surah Al - Hasyr ayat 2.
Tekuk lutut Yahudi bani Nadir ternyata menyelipkan sepenggal kisah para munafik. Selepas mendapat ancaman dari Rasulullah, Yahudi bani Nadhir diam - diam menerima utusan Abdullah bin Ubay yang menyatakan akan berjuang bersama mereka, siap mengirim dua ribu prajurit, bertempur mempertahankan benteng Yahudi.