Hijab menjadi barang terlarang di semua institusi pemerintah dan pendidikan di Turki. Berapa banyak sudah rekam jejak para mahasiswa muslimah di bawah todongan senjata mempertahankan jilbab yang dikenakan mereka.

Tak terkecuali Merve. Ia terpilih sebagai wakil Istanbul dari Partai Fazilet dalam pemilihan 18 April 1999. Saat mengambil sumpah di Majelis Nasional Besar Turki tanggal 2 Mei 1999, Merve teguh dengan hijab menutupi auratnya.

"Keluar !...di sini bukan tempat menantang negara. Bawa wanita itu keluar jalur pelantikan!"  suara ketus penuh kesombongan itu keluar dari mulut Perdana Menteri sekaligus Ketua Democratic Left Party  (DSP), Mustafa Bulent Ecevit yang sedang bertakhta di negeri Al Fatih (1974 – 2002).

Teriakan itu disambut para deputi partainya dengan kata - kata  " Keluar !! Ini negara sekuler. Hidup sekuler !! Uuuu....". Sorak sebagian besar anggota parlemen. Merve lalu digelandang polisi keluar dari aula gedung.

Tak gentar sedikitpun. Dengan wajah penuh percaya diri Merve mantap meninggalkan gedung terhormat itu.

Ia urung dilantik sekalipun partainya meraup 24 % suara pemilu kota dari 15,5 % pemilu nasional. Dan akhirnya partainya ikut dibubarkan pemerintah dua tahun kemudian kendati meraih 100 kursi.

Kewarganegaraan Merve dicabut. Ia harus angkat kaki dari tanah yang membesarkannya, tanah tumpah darahnya. "Aku tak akan melepaskan lambang kehormatanku sebagai muslimah ! ," ucap wanita bergelar hafidzah Al -  Qur'an itu dengan yakin.   

Negeri cahaya peradaban dalam cengkeraman kaum sekuler. Kemilau Turki sudah lama  meredup di tangan.mereka. Penduduk di kota - kota besar hidup bebas, lepas dari aturan agama. Istanbul yang penuh pesona keislaman, sekejap luntur keanggunannya.

Meskipun kota - kota mereka disesaki  megahnya bangunan bersejarah Islam, justeru  separuh dari mereka tak tahu menahu sejarah kebesaran negerinya, apalagi merasakan kebanggaan bahwa negerinya pernah menjadi    negara terkuat di dunia, imperium multinasional dan multi bahasa, dengan kekuasaan lintas benua, berbinar di dua pertiga permukaan bumi.