BERITABETA.COM, Masohi – Gawe Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD-KNPI) Maluku Tengah (Malteng) sudah di depan mata.

Menyambut gawe kepemudaan itu, Independent Public Watch (IPW) dan DPD KNPI Malteng melibatkan sejumlah aktivis muda di daerah berjuluk “Pamahanunusa” pada kegiatan diskusi bersama dengan membahas sejumlah isu penting di daerah tersebut yang berlangsung di Kafe Gaba-gaba, Masohi,  Kamis (27/6/2019).    

Diskusi dengan  menghadirkan dua pembicara masing-masing, mantan Ketua KNPI Rush Angkotasan, S.Sos, M.Ipol dan Sekretaris KNPI Maluku Tengah Frangky Haurissa.

Diskusi ini menyoroti afirmasi gerak KNPI sebagai wadah perjuangan dan perkumpulan gagasan anak muda Indonesia yang dinilai kian hari makin memperhatikan.

Kedua pembicara ini menegaskan perembutan posisi struktural di internal KNPI kadang menjadi salah satu faktor terpecah belahnya kekuatan pemuda dengan  melahirkan beragam versi.

Dinamika dalam diskusi Pra Musda KNPI yang melibatkan sejumlah pemuda Malteng

Direktur Utama IPW Sawal,  dalam kegitan  itu menyampaikan  Musda KNPI tidak  sekedar Musda,  Musda tidak  sekedar agenda  rutinitas, Musda tidak  sekedar proses serimonial. Namun, agenda Musda harus melahirkan pikiran-pikiran dasar tentang kebutuhan anak muda.

“Gerak moral Sumpah Pemuda mimpi kaum utopis yang menjadi obor tak pernah padam. Kita harus bertanya apa yang menjadi kendala dasar berpemuda,  karena  sejarah cukup menjelaskan bahwa peristiwa  28 Oktober  1928 adalah peristiwa  pengejewantahan gerakan kedaerahan menuju gerak  Nasional dan disini  adalah  titik star jalan pembaharuan Indonesia,”tandasnya.

Menurutnya, pemuda memiliki  dua kekuatan besar, kekuatan biologis dan intelektual,  dua kekuatan ini  mestinya memiliki porsi dalam frame pemuda  Maluku  Tengah.

“Kehangatan  Musda harus  berjibaku pada ruang  subtansi hasil Musda selain menghasilkan kepengurusan baru,  KNPI harus  bisa menjadi sparing partner untuk  menentukan dan  memproteksi  agenda-agenda  daerah,” tandasnya.

Sawal menambahkan,  DPD KNPI Maluku Tengah harus mampu menjadikan isu pemindahan Ibu Kota Provinsi  Maluku sebagai janji yang harus ditagih karena  itu adalah janji politik.

Sementara itu, Sekertatis DPD KNPI Maluku Tengah  Frangky Haurissa menyoroti masalah kesediaan lapangan  pekerjaan bagi pemuda  dengan  membentuk  industri kreatif. Pasalnya, ancamannya terhadap eksistensi pemuda cukup besar.

 “Ad sebanyak 1100 tukang becak dan ojek dengan  jumlah pangkalan 47 di kota ini, itupun  yang  baru terdata dan diantara mereka adalah  pemuda yang memiliki  keinginan  keras,”bebernya.

Ia menambahkan, melihat kondisi kekinian harus masterpiece (karya besar) pemuda itu sudah dihadirkan, sebagai mana yang pernah dilakukan para founding father pencetusan Pancasila yang didahului dengan kolaborasi gagasan mereka yang berbeda.

“KNPI sebagai kendaraan pemuda Indonesia harus mengadopsi secara kontekstual bentuk kolaborasi itu sebagai haluan ke depan, karena dengan kolaborasi pemuda Indonesia akan selalu menghasilkan kreasi, inovasi dan motivasi dalam pembangunan,” tandas Haurissa (BB-OVANS)