BERITABETA.COM,  Ambon – Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar DPD II Kota Ambon kembali mengalami jalan buntu, akibat terjadinya perdebatan sengit antar sesame kader.

Musda yang digelar di Gedung DPD Partai Golkar Maluku, Senin (28/9/2020) ini, akhirnya kembali diskorsing, lantarana arena Musda banyak dihadiri pengurus DPD I Golkar Maluku, sementara  sesuai AD/ART harusnya yang menghadiri Musda hanya 7 unsur.

Tidak terkontrolnya kader partai yang hadir di arena Musda ini, mengakibatkan pengurus DPD Golkar Maluku saling berdebat.

Informasi yang dihimpun beritabeta.com menyebutkan Musda DPD II Partai Golkar Kota Ambon ini digelar secara tertutup. Seluruh peserta Musda Partai Golkar Kota Ambon berharap Pimpinan Sidang dapat bersikap netral untuk melanjutkan Musda Golkar Kota yang chaos, agar memberikan pendidikan politik kepada kader.

Musda Golkar Kota Ambon yang kembali dilanjutkan di Kantor DPD Golkar Maluku diharapkan berjalan sesuai AD/ART, Juklak, Petunjuk Organisasi (PO). Namun sayangnya, sidang Musda Golkar Kota Ambon yang dipimpin Yuzril Mahedar tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik.

“Jika beberapa waktu lalu Pimpinan Sidang menghormati kerja-kerja Steering Committee  yang sudah bekerja sesuai dengan Juklak-2/DPP/GOLKAR/II/2020 maka tidak akan terjadi kekacauan dalam sidang,” kata Ketua AMPG Kota Ambon (demisioner) Hengky Hiskia, Senin (28/9/2020) malam.

Hengky mengatakan, tahapan penjaringan dan pencalonan sudah dilakukan Steering Committee masuk Musda sudah pada agenda lain. Agenda menuju Musda ada tiga, penjaringan, pencalonan dan pemilihan. Dua mekanisme sudah lewat.

“Musda jadi kacau akibat pimpinan Musda tidak menjalankan sesuai AD/ART dan juklak,” tukasnya.

Pimpinan Sidang, kata dia,  tidak mendengarkan pendapat peserta. Peserta dari DPD Golkar Maluku yang berbicara ada yang tidak tahu utusan dari mana atau mewakili siapa. Padahal sesuai aturan DPD Golkar Maluku sebagai peserta ada 7 unsur. Tapi hampir semua dikuasai DPD Golkar Maluku.

“Semua mau jadi peserta. Ini Musda,” kesalnya.

Menurut Hengky, Pimpinan Sidang tidak hargai kerja penanggungjawab, panitia penyelenggara, panitia pengarah dan panitia pelaksana.

“Sampai sejauh ini sttering sudah bekerja sesuai aturan tinggal dilanjutkan. Sebagai kader kita sebaiknya menegakkan aturan partai,” ujar Hengky.

Sementara itu, Fungsionaris Golkar Maluku Subhan Pattimahu berharap, Musda Golkar berjalan sesuai mekanisme.

“Kembali ke aturan partai. Biar semua berjalan baik dan tidak ada menimbulkan masalah baru. Karena Golkar sedang mempersiapkan dan konsentrasi ke agenda penting lainnya yaitu Pilkada 2020,”tegasnya.

Lebih jauh dia menghimbau agar semua dapat berkompetisi dengan sehat patuhi aturan sebagai kader.

“Keharmonisan Golkar harus tetap terjaga,”pintanya (BB-DIO)