Kemiskinan Maluku Itu Akibat Masalah dan Bukan Sebab Masalah
Maluku memiliki karakteristik yang unik, baik geografis, demografis, kultur, adat dan budaya, sehingga membangun Maluku maka seorang Gubernur harus mampu menerjemahkan semua aspek diatas dalam pendekatan geopolitik dan geostrategis, serta geoekonomi secara tepat dan akurat.
Sudah menjadi sesuatu yang given dimana sistim perencanaan pembangunan daerah tentu berbanding lurus dengan perencanaan pemerintah pusat, namun harus dipikirkan bahwa perlu penyesuaian-penyesuaian sesuai kondisi dan kebutuhan masing masing daerah. Tidak bisa diseragamkan utuh seperti itu. Konsekwensinya adalah kebijakan kebijakan pembangunan yg tidak tepat sasaran.
Sebagai contoh banyak kebijakan pemerintah pusat dengan pendekatan wilayah kontinental tidak bisa diimplementasikan secara utuh di wilayah pembangunan kepulauan, yg terjadi adalah kegagalan. Contoh yg lain kebijakan agrobis dalam pengembangan value added sektor pertanian tidak bisa digeneralisasi di setiap Negeri di Maluku, karena masing masing Negeri memiliki kearifan lokal yg sudah kental dalam tatanan sosial masyarakat.
Yang harus dilakukan adalah membangun ekonomi rakyat di Maluku based on local wisdom. Negeri Booi di Saparua tidak cocok dikembangkan tanaman sawi dan kol putih, tetapi harus dikembangkan, industri kecil pertukangan dan meubeler ini baru berhasil, demikian juga masyarakat Negeri Iha, yang harus dikembangkan adalah industri pandai besi dengan pendekatan teknologi moderen, Negeri Ouw industri Sempe dan tanah liat juga dengan konsep kekinian, dan juga Negeri Ulat di Saparua, industri mikro Gula merah dsb nya. Inilah yg harus menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah Maluku yang akan datang.
Kembali kepada akar masalah di atas yaitu kepemimpinan. Gubernur Maluku yang akan datang suka atau tidak suka harus punya kemampuan diatas rata-rata baik dibidang intelektual, manajerial, leadership dan perencanaan. Dan mampu mengorganisir semua kekuatan di Maluku menjadi modal besar pembangunan daerah.
Visi Gubernur Maluku kedepan harus Terukur, Realistis, dan dapat dilaksanakan sehingga memberikan multiplayer effect secara bertahap dan masif bagi kesejahteraan rakyat Maluku sebagai jawaban konkrit atas kebutuhan rakyat. Visi Gubernur tidak bisa dirumuskan melalui rekayasa terminologi dari berbagai sumber eksternal yang tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat, tetapi harus didasari kepada kesadaran dan penguasaan masalah secara komprehensif atau makro dan juga mikro.