Kemiskinan Maluku Itu Akibat Masalah dan Bukan Sebab Masalah
Gubernur Maluku kedepan harus memiliki keberanian dan ketajaman intelektual dalam menerjemahkan kompleksitas persoalan Maluku dalam segmen perencanaan yang mencerminkan harapan atas cita cita kemakmuran rakyat dan masa depan Maluku. Karena dengan ketajaman intelektual di atas rata rata maka Gubernur akan mampu Merumuskan dan menetapkan buleprint Maluku minimal 50 tahun kedepan dimana wajah Maluku akan tercermin disana.
Bukan hanya perencanaan yg sifatnya statis-rutinitas seperti bangun jalan yg hanya sebatas buka akses dan sirtu dan menjadikannya sebagai alat bargaining dengan rakyat.
Karena itu dalam pemilu kada 2024 di Maluku, seharusnya Partai Politik, yang cerdas dalam melihat perkembangan dinamika pembangunan dan semua arah perubahan global dan nasional.
Pola rekruitmen Partai Politik yang selama ini lebih bersifat transaksional melahirkan Upu Latu yang pegang ulu parang di daerah Maluku adalah Upu Latu yang tidak memiliki jiwa dan Roh Kapitang.
Kalau Upu Latu dulu tajam parang dan kuat otot maka sekarang Upu Latu Maluku harus tajam intelektual, dan kuat dalam komitmen dengan rakyat, untuk membawa Maluku keluar dari masalah pembangunan yang menggurita.
Kalau dulu upu latu di Maluku berjuang mempersatukan, sekarang Upu Latu di Maluku, justru membuat banyak pemisahan dan pecahan-pecahan.
Karena itu partai politik di Maluku harus memiliki keberanian untuk melakukan uji public terhadap semua actor politik yang akan berlaga di kontetstasi politik local 2024 nanti. Dan uji public tersebut harus terbuka, dan independent (*)