KPK: Cegah Korupsi Butuh Keterbukaan Data di Sektor Kesehatan

BERITABETA.COM, Jakarta -- Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK melalui jaga.id menggelar diskusi daring mengenai penguatan ekosistem digital di sektor kesehatan.
Diskusi ini merupakan rangkaian kompetisi Jaga Data Challenge atau JDC 2021. Untuk mencegah korupsi, lembaga antirasuah cenderung atau sangat membutuhkan adanya keterbukaan data di sector kesehatan.
Kegiatan ini dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Gratifikasi dan Pelayanan Publik KPK, Syarief Hidayat.
Para pembicara yaitu Setiaji, Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan, Oktorialdi, Koordinator Sekretariat Satu Data Indonesia, Staf Ahli Menteri Bidang Pemerataan dan Kewilayahan Kementerian PPN/Bappenas, dan Brigitta Ratih Aryanti, Head of Government Affairs & Public Policy, Google Cloud Indonesia.
Syarif mengatakan, melalui data-data pada aplikasi jaga.id ini masyarakat bisa memanfaatkannya untuk mencegah korupsi.
“Data tersebut dapat digunakan sebagai bahan literasi maupun untuk kepentingan KPK atau lembaga lain dalam menyusun strategi pencegahan korupsi,” kata Syarif.
Sementara itu Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan Setiaji memaparkan, transformasi digital Indonesia sudah menjadi keniscayaan.
Menurutnya hal itu dapat dilihat dari para pengguna platform digital dimana hingga sekarang sudah mencapai 9 juta orang per hari.
“Di satu sisi karena pandemi semua orang dipaksa untuk menggunakan platform digital, jadi mau tidak mau harus menggunakan,” tuturnya.
Menurutnya, kesehatan adalah layanan primer yang harus dipenuhi untuk masyarakat.“Untuk penggunaan teknologi yang menunjang kesehatan, sekarang adalah waktu yang baik untuk mengembangkan hal tersebut,” tukasnya.
Sedangkan Oktorialdi, Koordinator Sekretariat Satu Data Indonesia dalam materinya merujuk pada arahan Presiden untuk penguatan transformasi digital.
“Arahannya (Presiden) adalah mempercepat pembangunan jaringan internet seluruh Indonesia secara merata, persiapan roadmap transformasi digital di sektor strategis, dan percepat integrasi pusat data nasional,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Brigitta Ratih Aryanti, Head of Government Affairs & Public Policy, Google Cloud Indonesia.
Brigitta Ratih mengatakan hasil survei Google Cloud menyebut dalam masa pandemik, para dokter di seluruh dunia telah bekerja menggunakan teknologi.
“Sekitar 90 persen (dokter) sudah menggunakan teknologi. Dan sekitar 65 persen public health mulai meningkatkan aksestabilitas mereka terhadap pelayanan berbasis teknologi,” kata Brigitta Ratih Aryanti. (BB-RED)