Enam opsi itu antaranya, kembali memperpanjang kontrak dengan Karadeniz Powership Yasin Bey perushaan asal Turki sebagai pemilik MVPP yang selama ini menyediakan pasokan listrik ke Pulau Ambon sebesar 120 Mega Watt (MW).

Kemudian opsi kedua adalah merelokasi mobile power plant (MVPP) dari Jeranjang, Lombok, Mataram, yang ketiga pemindahan dari Supa Pare-pare dan yang keempat adalah menyewa PLTD.

“Menyewa PLTD ini mungkin opsi yang paling terakhir. Karena kita juga masih ada tambahan informasi dua opsi, yang baru disampaikan oleh Dirjen Kelistrikan, Pak Dirham Ulyana, kemungkinan opsi lain itu berupa pemindahan MVPP dari Pontiakan dan dari Kolaka,”urainya.  

Menurut Mercy, Kota Ambon dari sisi kesiapan energi untuk pengembangan Ambon New Port dan program lainnya cukup memadai, bahkan Kota Ambon merupakan satu dari empat kota di Indonesia yang memiliki kepasitas energy listrik yang sudah mendekati di atas 150 megawatt (MW).

“Untuk itu, apapun opsi yang akan diambil nanti sebagai upaya mengatisipasi masalah kelistrikan di Kota Ambon dalam menjemput program-program strategis nasional ini, jangan sampai akan berpengaruh ke masalah daya dan harus lebih efesien,” jelasnya.

Mercy juga mengatakan, selain menyiapkan pasokan energi listrik melalui opsi-opsi di atas, saat ini Maluku juga sudah punya Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Ambon Peaker berkapasitas 30 MW. Dan di tahun 2022 akan COD lagi Ambon Peaker PLTMG yang kedua dengan kapasitas 50 MW.

“Ini semua tidak main-main. Di Indonesia ini hanya ada beberapa kota yang memiliki kapasitas energi listrik di atas 150 MW. Salah satunya adalah Kota Ambon. Dan saya tidak peduli, karena Maluku ini akan menjadi kawasan unggulan Nasional,  baik migas, perikanan dan lainnya. Makanya kita kerja tidak bisa setengah-setangah untuk mewujudkan semua ini,” tandas Anggota Banggar DPR RI ini (BB-DIO)