“Merdeka Belajar Kampus Merdeka”, Antara Peluang dan Tantangan

Tantangan berikutnya, mahasiswa kemungkinan tidak bisa bebas memilih mata kuliah, karena harus ada pemahaman terhadap pengantar mata kuliah dalam suatu prodi tertentu. Tantangan lainnya, kompetensi lulusan menjadi lebih generalis dan kurang spesifik dalam keilmuannya.
Konsep kampus merdeka juga menghadapi tantangan dan bisa saja akan berjalan kurang maksimal mengingat ketimpangan kualitas perguruan tinggi di Indonesia masih sangat tinggi.
Sementara itu, kualifikasi pembukaan program studi baru juga dinilai memberatkan perguruan tinggi yang belum mapan karena salah satu syaratnya harus ada kerja sama dengan perusahaan atau organisasi nirlaba, institusi multilateral, atau universitas bereputasi yang masuk dalam peringkat 100 besar dunia.
Tidak hanya itu, sistem akreditasi juga dinilai terlalu sulit karena penilaiannya diukur dari jumlah mahasiswa yang tidak boleh turun secara kuantitas dan tidak boleh ada laporan negatif dari pengguna terkait dengan kinerja program studi dan institusi perguruan tinggi.
Kebijakan “Kampus Merdeka” ini merupakan kelanjutan dari konsep Merdeka Belajar. Pelaksanaannya paling memungkinkan untuk segera dilangsungkan, karena hanya mengubah peraturan menteri, tidak sampai mengubah Peraturan Pemerintah ataupun Undang-Undang. Ide kampus merdeka belajar ini intinya memberikan kemerdekaan belajar bagi mahasiswa.
Program merdeka belajar memberi kemerdekaan, kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan agar mereka merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi vang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai.
Secara terperinci kelebihan program “Merdeka Belajar Kampus Merdeka” ini adalah :
1. Menjadikan dunia perkuliahan lebih fleksibel
Tujuan utama dari program merdeka belajar adalah melepas belenggu kampus agar lebih mudah bergerak. Sehingga para mahasiswa bisa belajar lebih dalam mengetahui perannya sebagai mahasiswa dengan baik.
2. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk mendalami studi yang diambil
Mahasiswa belajar untuk lebih mendalami mata kuliah pada studi yang diambil. Seperti halnya melakukan penelitian dan research secara mendalam pada mata pelajaran yang diampu.
3. Memberikan wadah kepada mahasiswa untuk terjun ke masyarakat
Kesempatan emas pada program ini bisa didapatkan melalui program pengabdian kepada masyarakat. Kesempatan ini dinilai mampu mewadahi mahasiswa untuk lebih berkompeten dan terjun langsung ke lingkungan masyarakat.
4. Bisa mempersiapkan diri untuk terjun di dunia kerja
Program merdeka belajar membuat mahasiswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan luar kampus, seperti halnya di dunia kerja melalui program PKL atau magang secara berkala. Namun, ada beberapa hal yang perlu dimatangkan untuk menerapkan “Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka” karena ada faktor-faktor penting yang menjadi tolak ukur :
1. Dinilai belum begitu matang dalam persiapan
Banyak yang memprediksi program ini akan berubah lagi bila ada menteri baru. Padahal program merdeka belajar membutuhkan persiapan matang untuk menerapkannya.
2. Pendidikan dan pengajaran yang belum terencana dengan baik
Dalam UU/12 tahun 2012, pendidikan di Indonesia sendiri sedang berupaya meningkatkan sistem pembelajaran untuk mewujudkan suasana belajar bagi para peserta didik agar lebih aktif dalam meningkatkan kemampuannya di segala bidang. Mulai dari kepribadian, soft skill, keterampilan, hingga bela negara. Kesimpulannya, program merdeka belajar belum mengarah kepada sistem pendidikan dan pengajaran yang terencana dengan baik.
3. Persiapan Sumber Daya Manusia yang belum terstruktur
Program baru dalam dunia pendidikan tentunya membutuhkan sistem yang terstruktur dan sistematis. Namun, program merdeka belajar ini dinilai masih sangat baru dan belum cukup kuat untuk menyiapkan SDM sebagai pelaksana dalam program ini.
Diantara peluang dan tantangan itu, yang pasti harus ada kesadaran serta komitmen yang kuat dan berkelanjutan baik internal maupun eksternal perguruan tinggi dalam mengimplementasikan Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar ini.
Terlepas dari peluang dan tantangan dari kebijakan ini, yang terpenting adalah bagaimana perguruan tinggi menghasilkan lulusan yang unggul, kompetitif, berkepribadian dan berkarakter budaya yang dibutuhkan di dunia kerja (***)