Turki telah memberikan keamanan untuk bagian militer bandara Kabul selama beberapa tahun terakhir dan sedang merundingkan kesepakatan dengan AS untuk melanjutkan pekerjaan itu awal musim panas, sebelum akhirnya Taliban menyerbu pasukan keamanan Afghanistan dan merebut kembali kendali negara itu bahkan sebelum Washington dapat menyelesaikan penarikan tentaranya.

Ketika anggota NATO lainnya menarik misi diplomatik mereka di Afghanistan, Turki berencana untuk mempertahankan kehadirannya untuk melindungi perdagangan dan kepentingan politik Ankara di negara itu.

Bahkan, Erdogan mengatakan kedutaan Turki telah dipindahkan kembali ke gedungnya di Kabul setelah beroperasi dari bandara selama dua minggu terakhir di tengah keributan seputar pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.

Staf diplomatik inti Turki, termasuk duta besarnya untuk Afghanistan, tetap berada di negara itu.

“Rencana kami adalah mempertahankan kehadiran diplomatik kami dengan cara ini,” kata Erdogan kepada penyiar NTV.

"Kami terus memperbarui rencana kami sesuai dengan perkembangan situasi keamanan," ujarnya.

Erdogan setuju dalam panggilan telepon awal bulan ini dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memperkuat koordinasi antara Ankara dan Moskow mengenai masalah Afghanistan guna membantu mendorong stabilitas di negara itu.

"Kedua pemimpin juga sepakat untuk mengoordinasikan hubungan yang akan dikembangkan dengan pemerintah yang akan dibangun di Afghanistan," kata kantor Presiden Erdogan (BB-RED)